ECONOMICS

DPR Soroti Langkah Bulog Tingkatkan Impor Beras

Taufan Sukma Abdi Putra 31/07/2024 13:55 WIB

Langkah impor diklaim sebagai antisipasi atas potensi terjadinya kekurangan pasokan akibat perubahan iklim, gagal panen, atau gangguan distribusi dalam negeri.

DPR Soroti Langkah Bulog Tingkatkan Impor Beras (foto: MNC Media)

IDXChannel - Badan Urusan Logistik (Bulog) telah mengonfirmasi adanya impor beras sebesar 2,5 juta ton dari Thailand dan Vietnam.

Langkah impor diklaim sebagai upaya antisipasi atas potensi terjadinya kekurangan pasokan akibat perubahan iklim, gagal panen, atau gangguan distribusi dalam negeri. 

Kebijakan penambahan realisasi impor ini pun memantik respons dari berbagai pihak. Salah satu respons di antaranya datang dari Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasluddin.

"Langkah impor memang penting untuk menjaga stabilitas stok dan harga beras di pasaran," ujar Andi, dalam keterangan resminya, Selasa (30/7/2024).

Meski demikian, Andi juga meminta agar semua pihak dapat memastikan agar aktivitas impor yang dilakukan tidak akan merugikan petani lokal dan sektor pertanian dalam negeri secara jangka panjang.

Bulog juga aktif menyerap gabah dari hasil panen lokal. Hingga saat ini, Bulog telah menyerap sekitar 768.716 ton beras dari petani lokal. 
Penyerapan ini merupakan langkah penting untuk mendukung sektor pertanian dalam negeri, memberikan harga yang layak kepada petani, serta meningkatkan pendapatan mereka.

"Kita perlu memastikan bahwa petani mendapatkan dukungan yang cukup, baik dari segi harga maupun fasilitas produksi, agar mereka tetap semangat dalam meningkatkan produksi beras lokal," ujar Andi.

Di lain pihak, Andi juga mengingatkan potensi terjadinya ketergantungan impor, sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu harga pasar domestik dan menurunkan insentif bagi petani lokal guna meningkatkan produksi.

"Jadi kebijakan yang seimbang itu penting. Kita harus fokus pada peningkatan produksi beras lokal melalui berbagai inisiatif seperti perbaikan infrastruktur irigasi, peningkatan akses terhadap teknologi pertanian modern, dan penyediaan subsidi pupuk yang tepat," ujar Andi.

Andi menjelaskan, investasi dalam riset dan pengembangan varietas padi yang tahan terhadap perubahan iklim juga menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam jangka panjang.

Lebih lanjut, Andi juga menyoroti soal pentingnya diversifikasi pangan.

"Kita perlu mengurangi ketergantungan pada beras dengan mendorong konsumsi dan produksi jenis-jenis pangan lain. Selain itu, pengembangan industri pengolahan hasil pertanian dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan menciptakan lapangan kerja baru," ujar Andi.

Karenanya, Andi menegaskan bahwa pemerintah harus terus mengembangkan kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk mencapai ketahanan pangan nasional.

"Dengan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor beras, memperkuat sektor pertanian dalam negeri, dan mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan," ujar Andi.

(Taufan Sukma)

SHARE