ECONOMICS

Dukung Percepatan Energi Hijau, KHE Bangun Kemitraan Setara di PLTA Kayan Cascade

Taufan Sukma Abdi Putra 20/08/2024 10:54 WIB

Hal lebih penting yang jadi masalah justru lebih pada pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi dari PLTA tersebut.

Dukung Percepatan Energi Hijau, KHE Bangun Kemitraan Setara di PLTA Kayan Cascade (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Kayan Hydro Energy (KHE) berupaya segera merealisasikan pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Cascade, di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Langkah percepatan tersebut dinilai sebagai wujud konkret atas dukungan Perseroan terhadap program transisi energi Indonesia dari fosil ke energi hijau.

"Proyek ini sangat penting untuk Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan transisi energi dari fosil ke energi hijau. KHE berkomitmen untuk secepatnya merealisasikan proyek ini, sesuai dengan program yang telah dicanangkan pemerintah Indonesia," ujar Perwakilan Holding Perusahaan yang menaungi KHE, Eko Hadipermana, di sela Business Dinner on an Investment Opportunity in Kayan Hydro Power Energy, di Jakarta, Senin (19/8/2024).

Dalam business dinner tersebut hadir sejumlah tokoh penting, seperti Chief Representative of Itochu Corporation Naofumi Yasuda, Director of PT Sojitz Indonesia Mamoru Suzuka, Chairman and President Director of PT Matlamat Cakera Canggih Hisahiro Takeuchi, Chief Representative Jakarta Office International of Electric Power Development Co Ltd Hironori Takahashi, dan Executive General Manager of Tokyo Electric Power Company Hiroshi Hashiuchi.

Selain itu, hadir pula Head of Indonesia Energy Solution of Sumitomo Corporation Takechi Muramatsu, Head of Project Development Group International Business Division of Kansai Electric Power Co Ltd Masahiko Umesaki, serta perwakilan Kedutaan Jepang untuk Indonesia dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang.

"Tujuan dari forum ini adalah untuk membangun kemitraan setara dengan pihak Jepang. Kami berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Bukan hanya sekadar mencari investor, tapi kami juga berinvestasi dan berkomitmen dalam proyek ini," ujar Eko.

Sementara, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Edi Prio Pambudi, menekankan bahwa perizinan bukan merupakan masalah utama dalam proyek ini.

Hal lebih penting yang jadi masalah justru lebih pada pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi dari PLTA tersebut.

"Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami tidak ingin sungai ini dikendalikan oleh pihak luar," ujar Edi.

Sedangkan, Komite Eksekutif PT KHE, Steven Kho, menjelaskan bahwa perizinan untuk proyek PLTA Kayan Cascade cukup kompleks dan berlapis karena belum ada preseden proyek sebesar ini di Indonesia maupun Asia Tenggara.

"Proses perizinan sangat panjang, dengan lebih dari 60 izin yang diperlukan, dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan," ujar Steven.

Steven menambahkan bahwa kendala terbesar adalah memastikan proyek ini tetap berada di bawah kendali Indonesia.

"Meski sulit, kami bersama pemerintah terus berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pengendali utama dalam proyek ini," ujar Steven.

Tak hanya itu, Edi juga menegaskan pentingnya menjaga kepemilikan Sungai Kayan.

"Kita tidak ingin mengulang trauma masa lalu di mana kontrol atas sumber daya penting jatuh ke tangan pihak luar. Pemerintah akan terus mendukung dan mendampingi KHE dalam proyek ini untuk memastikan posisi Indonesia tetap kuat dan berdaulat," ujar Edi.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah, proyek PLTA Kayan Cascade diharapkan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.

(taufan sukma)

SHARE