ECONOMICS

Dukung Perizinan AMDAL Proyek Pomalaa, Luhut: Proyek Ini Harus Jalan Terus

Indah Mulyani 29/11/2022 06:49 WIB

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pastikan pengurusan izin AMDAL bagi proyek smelter Pomalaa akan diproses cepat dan efisien.

Dukung Perizinan AMDAL Proyek Pomalaa, Luhut: Proyek Ini Harus Jalan Terus (Dok.MNC)

IDXChannel - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan pastikan pengurusan izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) bagi proyek smelter Pomalaa akan diproses cepat dan efektif.

Menurut Luhut hal itu diberikan karena PT Vale Indonesia telah mematuhi ketentuan dan peraturan dan mempunyai komitmen tinggi untuk menjaga lingkungan.

“Proyek PT Vale ini harus jalan terus. Karena proyek ini membangun ekosistem untuk baterai litium. Dan saya pikir ini kerja sama Pemda dengan Vale luar biasa yang juga harus didukung aparat kepolisian dan TNI," ungkap Luhut dalam peresmian groundbreaking Proyek Pomalaa, Minggu (27/11), di Pomalaa, Kolaka, Sulawsi Tenggara. 

Luhut menambahkan bahwa semua kendala terkait masalah masalah perizinan akan segera diselesaikan. 

"Saya tegaskan, tidak ada proyek itu terlambat karena alasan terhalang oleh prosedur," ungkap Menko Luhut. 

Senada dengan Luhut, Gubernur Sultra Ali Mazi menjelaskan bahwa kehadiran Menko Luhut, Direktur Jenderal dan DPR pada acara groundbreaking Proyek Pomala, Minggu (27/11) mengisyaratkan pertambangan nikel di Kolaka aman. 

"PT Vale tidak perlu takut karena pertambangan di Sulawesi Tenggara akan terus berlanjut," jelas Ali Mazi. 

Ali Mazi menegaskan, masalah itu akan segera selesai. Dia berjanji akan membantu PT Vale menyelesaikan masalah izin AMDAL. “Kami mendukung bisnis hilir PT Vale sesuai dengan program pemerintah. Apalagi menggunakan teknologi HPAL, teknologi rendah karbon Sesuai dengan program pemerintah untuk mengurangi emisi karbon,” katanya.

Ali Mazi pun ke depannya proyek Blok Pomalaa dapat menyejahterakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. 

Sebelumnya diinformasikan Proyek smelter nikel HPAL (High Pressure Acid Leaching) yang digarap PT Vale Indonesia dengan perusahaan asal China, Zhejiang Huayou Cobalt Company mencatatkan nilai investasi USD4,5 miliar (sekitar Rp70,2 triliun dengan kurs 1USD = Rp15.600). 

Proyek ini memiliki area konsesi  seluas 24.752 hektar akan difungsikan untuk mengolah biji nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang siap dikembangkan untuk bahan baterai listrik yang mendukung ekosistem EV. 

Proyek ini diharapkan dapat memperkuat posisi RI dalam mata rantai nilai energi hijau, serta untuk memasok pasar dalam negeri dan dunia dengan material baterai listrik yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan. 

(IND) 

SHARE