ECONOMICS

Dukung Presidensi G20 Indonesia, Ini Topik Bahasan di Konferensi Internasional BUMN

Tim IDXChannel 17/10/2022 16:28 WIB

Beragam topik yang bakal dibahas, diantaranya, tentang wacana digitalisasi, transisi energi, inklusi finansial dan transformasi kesehatan

Dukung Presidensi G20 Indonesia, Ini Topik Bahasan di Konferensi Internasional BUMN (foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Konferensi Internasional BUMN sebagai bagian dari acara Road to G20 di bidang Perdagangan serta kelompok kerja investasi dan industri.

Beragam topik yang bakal dibahas dalam konferensi tersebut, diantaranya, tentang wacana digitalisasi, transisi energi, inklusi finansial dan transformasi kesehatan, yang memang dinilai mendukung keberadaan Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun ini.

Rencananya, konferensi ini akan dihadiri lebih dari 1.000 peserta dari negara-negara anggota G20, seperti Amerika Serikat, Inggris, India, Australia, Korea Selatan, Cina, Jepang, dan Rusia, serta perwakilan negara-negara non-G20, seperti Spanyol, Uni Emirat Arab, Singapura dan Belanda.

"Karena itu, atas penyelenggaraan konferensi ini, Kementerian BUMN berterima  kasih kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi, serta Kementerian Perdagangan, atas dukungannya terhadap acara ini, ujar Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam laporan yang disampaikannya pada Konferensi Internasional BUMN, Senin (17/10/2022).

Para peserta konferensi ini, menurut Erick, merupakan pimpinan senior Kementerian/Lembaga, Badan Usaha Milik Negara, perwakilan DPR, Kedutaan Besar sesama negara, Organisasi Internasional, Akademisi, Peneliti, hingga investor domestik dan internasional.

"Acara ini juga bisa menjadi momentum yang tepat untuk menginformasikan kepada masyarakat internasional tentang inisiatif Kementerian BUMN untuk lebih transparan sebagai bagian dari komitmen keterbukaan informasi publik," tutur Erick.

Untuk pertama kalinya, dalam periode kepemimpinannya, Kementerian BUMN menerbitkan Laporan Keuangan Konsolidasi, yang merupakan langkah pertama menuju penerapan good corporate yang lebih baik pemerintahan.

Dalam menjalankan peran sebagai agen pembangunan, Erick menyebut pihaknya telah mendorong berbagai program, seperti penyaluran pembiayaan ultra mikro dan penyelesaian, serta proyek strategis nasional yang dapat menghasilkan penciptaan lapangan kerja yang tinggi.

"Selanjutnya, kami memulai program IWF (Indonesia Water Fund) dalam rangka percepatan pemerataan akses terhadap pelayanan air bersih bagi masyarakat Indonesia," ungkap Erick.

Sebagai informasi, IWF merupakan wadah untuk mendukung percepatan investasi penyediaan air bersih sambungan ke rumah, di mana air bersih masih menjadi tantangan di banyak negara negara, termasuk Indonesia.

Hanya 23 persen penduduk Indonesia yang memiliki akses ke air bersih, dan sebagian masyarakat Indonesia lainnya masih menghadapi ketimpangan harga air bersih mulai dari Rp65.000 (USD 4,4) hingga Rp140.000 (USD 9,5) per meter kubik.

Melalui sinergi antara BUMN, dan mitra strategis baik global maupun swasta, IWF diharapkan dapat menjadi solusi alternatif bagi Pemerintah dalam perluasan akses air bersih kepada masyarakat melalui pendanaan non APBN. Ke depan, Kementerian BUMN akan terus melakukan program-program yang berdampak langsung terhadap meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

"Peran BUMN sebagai agen pembangunan di masyarakat akan berjalan seiring dengan transformasi BUMN. Kita percaya dengan dua prioritas tersebut, BUMN dapat lebih meningkatkan perannya sebagai lokomotif untuk kemajuan Indonesia," tegas Erick.

>

(TSA)

SHARE