ECONOMICS

Edamame Indonesia Berpotesi Tembus Pasar Internasional

Advenia Elisabeth/MPI 08/06/2021 06:03 WIB

Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra pengembangan edamame di Indonesia dan PT Gading Mas Indonesia Teguh salah satu produsennya.

Edamame Indonesia Berpotesi Tembus Pasar Internasional. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pabrik olahan kacang kedelai (edamame) PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT), anak perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) yang berlokasi di Jember, menerima kunjungan kerja dari perwakilan Kementerian Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UKM, dan Kementerian Desa.

Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra pengembangan edamame di Indonesia dan GMIT salah satu produsennya. Edamame dikenal sebagai kedelai sayur/vegetable soybean yang memiliki pasar ekspor cukup besar.

Kunjungan diawali dengan meninjau kebun edamame Petani Mitra GMIT. Kunjungan tersebut dihadiri oleh Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kementrian Perekonomian, Yuli Sri Wilanti, Asisten Deputi Pengembangan Ekosistem Bisnis, Kementerian Koperasi dan UKM, Dewi Syarlien, serta Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Desa dan PDTT, Samsul Widodo.

Ekspor edamame berikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah serta peningkatan devisa negara. Ke depan, kemitraan yang telah terjalin antara GMIT dengan petani binaan dalam bentuk Kerja Sama Operasional (KSO) diharapkan meningkat, khususnya menjaring para petani muda. 

Kabupaten Jember merupakan salah satu sentra pengembangan edamame di Indonesia dan GMIT salah satu produsennya. Edamame dikenal sebagai kedelai sayur/vegetable soybean yang memiliki pasar ekspor cukup besar.

Presiden Direktur GMIT, Erwan Santoso, mengatakan komoditas Edamame memiliki potensi ekonomi yang baik untuk pengembangan pasar ekspor, terutama pasar Jepang. Dalam hal ini GMIT telah mengekspor 42 ton edamame beku dengan standar kualitas yang tinggi ke pasar Jepang. 

“Ekspor tersebut merupakan kerja sama GMIT dengan Asia Foods Group yang sudah berpengalaman di bidang pengolahan dan penjualan edamame beku,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Senin (7/6/2021). 

Dia pun menjelaskan, potensi ekspor edamame ini masih sangat besar, dan diyakini mampu untuk meningkatkan dan bersaing secara kualitas dengan Taiwan, China dan Thailand. 

Sebagai informasi, tahun 2020, GMIT telah bekerja sama dengan 38 petani lokal sebagai pemasok edamame yang dihasilkan dari lahan seluas 165 Ha di Jember dan daerah sekitarnya. 

“Dengan kemitraan model KSO, para petani mendapatkan akses informasi dan pembinaan,” tambahnya. 

Sinergi kementerian serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember dengan GMIT untuk pengembangan Edamame sebagai komoditi ekspor andalan Jember menjadi pembahasan utama. Yuli Sri Wilanti mengatakan bahwa dalam upaya memenuhi kebutuhan edamame di pasar domestik dan ekspor yang tinggi perlu adanya kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, petani edamame, dan sektor swasta untuk membangun ekosistem bisnis terintegrasi, sehingga dapat meningkatkan produksi serta daya saing.

Dewi Syarlien, mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan politeknik di Jember untuk melakukan pelatihan cara berkoperasi, agar ke depan semakin banyak pemuda Jember yang menjadi wirausahawan. Selain itu, diharapkan para petani muda edamame dapat mengubah cara pandang mereka dari petani biasa menjadi petani yang inovatif untuk menjadikan edamame sebagai penguatan ekonomi setempat. (TYO)

SHARE