ECONOMICS

Ekonom: Dekarbonisasi Sektor Migas Perlu Sampai Hilir

Rizky Fauzan 10/11/2022 16:15 WIB

Upaya pengurangan emisi karbon yang dilakukan perusahaan migas di Indonesia dinilai tak sesuai dengan target.

Ekonom: Dekarbonisasi Sektor Migas Perlu Sampai Hilir. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Upaya pengurangan emisi karbon yang dilakukan perusahaan migas di Indonesia dinilai tak sesuai dengan target. Maka dari itu, kontribusi emisi karbon mayoritas berada di sisi hilir, sedangkan dalam cakupan dekarbonisasi perusahaan migas lebih banyak berkutat di sisi hulu.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov mengungkapkan, perusahaan migas di Indonesia lebih banyak melakukan agenda dekarbonisasi di sisi hulu. Padahal, dari sisi ini menyedot investasi besar dengan impact yang tak signifikan.

"Selama ini terkesan, perusahaan migas hanya fokus pada dekarbonisasi di hulu. Captive Area ini relatif lebih mudah dikendalikan oleh internal korporasi, sebagai contoh pemanfaatan Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Padahal, komitmen sebenarnya yang paling efektif dalam mendukung target net zero emission ada pada emisi yang dihasilkan dari produk perusahaan," ujar Abra dalam keterangannya, Kamis (11/10/2022).

Cakupan kedua, emisi yang dihasilkan dari pembelian energi atas produksi BBM. Terakhir, Cakupan ketiga adalah emisi yang dihasilkan dari produk akhir, dalam hal ini emisi dari BBM yang dijual ke masyarakat.

"Artinya, melihat dampak langsung dari pengurangan emisi ini mestinya perusahaan migas bertanggung jawab lebih dalam menggarap transisi energi di scope tiga," lanjut Abra.

Menurut Abra, hasil emisi yang dihasilkan dari sisi hilir jauh lebih banyak. Jika secara business as usual, emisi karbon di sektor transportasi bisa mencapai 1,1 juta ton CO2 pada 2030 mendatang.

"Kalau ini bisa direduksi dan digarap serius justru potensi penurunan emisi karbon terbesar di Indonesia bisa dilakukan," pungkas Abra.

(SLF)

SHARE