ECONOMICS

Ekonomi Asia Tenggara Diprediksi Bakal Tumbuh 5,2 Persen, Ini Penyebabnya

Oktiani Endarwati 13/01/2022 15:20 WIB

HSBC Global Private Banking memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara akan mencapai 5,2% di tahun 2022.

HSBC Global Private Banking memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara akan mencapai 5,2% di tahun 2022.

IDXChannel - HSBC Global Private Banking memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara akan mencapai 5,2% di tahun 2022.

Chief Investment Officer Southeast Asia HSBC James Cheo mengatakan, Asia Tenggara mengalami perjalanan bergelombang tahun lalu, tumbuh hanya 3,6%. Tahun ini dengan dibukanya kembali perekonomian, Asia Tenggara bisa tumbuh 5,2%. Ini akan diterjemahkan ke dalam pertumbuhan pendapatan sebesar 12,3 untuk perusahaan-perusahaan Asia Tenggara.

"Hal yang sangat menentukan bagi Asia Tenggara adalah implementasi RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) atau perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia yang akan membawa integrasi perdagangan dan investasi yang lebih dalam untuk kawasan ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/1/2022).

Menurut dia, banyak pengeluaran investasi yang ditunda selama 2 tahun terakhir, dan RCEP akan menghidupkan kembali putaran baru investasi dan pengeluaran infrastruktur untuk wilayah tersebut.

"Misalnya, Indonesia akan menarik lebih banyak investasi untuk deposit nikel yang penting untuk baterai yang dibutuhkan bagi kendaraan listrik. Pemulihan Malaysia akan berjalan dengan baik hingga 2022, terangkat oleh investasi asing yang kuat. Singapura, di antara ekonomi Asia yang tumbuh paling cepat pada tahun 2021, mungkin merasakan lebih banyak tantangan dari siklus perdagangan global yang melambat pada tahun 2022," jelasnya.

Dengan meningkatnya mobilitas, konsumsi di Asia Tenggara diperkirakan akan pulih dengan kuat tahun ini. Sektor pariwisata akan menantang ke depannya. Sementara prospek ekonomi Thailand masih terkait erat dengan kebangkitan pariwisata, yang seharusnya pulih. Filipina juga berada di jalur pemulihan yang kuat, meskipun fokusnya adalah pada pemilihan yang akan datang.

"Kami bullish di pasar Asia Tenggara dengan overweight di Singapura, Indonesia dan Thailand. Investor tidak boleh mengabaikan Asia Tenggara pada 2022," tambah Cheo. 

(NDA)

SHARE