Ekonomi China Kian Suram, Investasi Asing dan Sektor Properti Masih Tertekan
Sekitar 12,2 persen dari total tersebut, atau CNY 50,41 miliar, masuk ke industri manufaktur berteknologi tinggi, naik 2,7 poin persentase dari periode yang sam
IDXChannel - Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke China dilaporkan turun sebesar 28,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Jumat (21/6/2024) menjadi 412,5 miliar yen selama periode Januari-Mei 2024. Ini menjadi rekor penurunan dalam lima bulan pertama tahun ini.
Sekitar 12,2 persen dari total tersebut, atau 50,41 miliar yen, masuk ke industri manufaktur berteknologi tinggi, naik 2,7 poin persentase dari periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, investasi asing di industri manufaktur peralatan konsumen pintar serta industri jasa profesional dan teknis masing-masing melonjak sebesar 332,9 persen dan 103,1 persen.
Sumber FDI utama China tercatat dari Jerman dan Singapura masing-masing naik sebesar 24,2 persen dan 16,2 persen. Mengingat pada Mei saja, modal asing sebesar 52,3 miliar yen mengalir ke negara tersebut, turun dari 58,5 miliar yen pada April.
China kini masih berjuang memulihkan kondisi ekonomi negaranya di tengah tantangan sektor properti.
Sebelumnya, dua perusahaan pemeringkat kredit global, S&P & Fitch Ratings menurunkan perkiraan mereka untuk pasar properti China.
Melansir Bloomberg, Jumat (21/6/2024), penurunan ini imbas semakin cepatnya penurunan harga rumah menghambat upaya negara tersebut untuk menyelamatkan sektor tersebut.
S&P Global Ratings kini memperkirakan penjualan perumahan akan turun 15 persen tahun ini, lebih besar dari penurunan 5 persen yang diproyeksikan sebelumnya.
Penurunan pasar properti ini berdampak pada lesunya penjualan di bawah 10 triliun yen atau setara USD1,4 triliun, atau penurunan setengah dari puncaknya pada 2021.
Fitch Ratings memangkas perkiraan penjualan tahunan properti China menjadi 15-20 persen, lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yang turun 5-10 persen.
Penjualan properti China juga diperkirakan akan terus mengalami tekanan meskipun ada langkah-langkah penyelamatan dari pemerintah.
Prospek suram sektor properti dari perusahaan-perusahaan pemeringkat tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak yakin bahwa langkah-langkah stimulus baru-baru ini akan mengakhiri kemerosotan sektor ini.
Di sisi lain, data produksi industri China dilaporkan meningkat sebesar 5,6 persen yoy pada Mei 2024, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 6 persen dan lebih rendah dari pertumbuhan sebesar 6,7 persen pada bulan sebelumnya.
Output melambat di sektor manufaktur (6 persen vs 7,5 persen pada April) dan utilitas (4,3 persen vs 5,8 persen), sementara aktivitas meningkat di sektor pertambangan (3,6 persen vs 2 persen).
Dari sisi industri, 33 dari 41 sektor utama mencatatkan pertumbuhan, terutama dari produk kimia (12,7 persen), peralatan transportasi lainnya (11,8 persen), otomotif (7,6 persen), tekstil (5,3 persen), serta anggur, minuman, dan teh olahan. (5,1 persen).
Dibandingkan bulan sebelumnya, aktivitas industri tumbuh 0,3 persen, melambat dari kenaikan 1 persen pada April. Secara year-to-date, output industri 6,2 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
(YNA)