ECONOMICS

Ekonomi Global Terancam ‘Gelap’, Sri Mulyani: Percepat Transisi EBT

Michelle Natalia 13/10/2022 08:38 WIB

Perekonomian global di prediksi ‘gelap’ mulai 2023, kondisi ini harus segera diantisipasi, salah satunya transisi energi fosil ke EBT segera dilakukan.

Ekonomi Global Terancam ‘Gelap’, Sri Mulyani: Percepat Transisi EBT (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Perekonomian global di prediksi ‘gelap’ mulai 2023, kondisi ini harus segera diantisipasi, salah satunya transisi energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) harus segera dilakukan. 

Hal tersebut seperti diungkapkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani ketika memimpin rapat the 8th Ministerial Meeting of Coalition of Finance Minister for Climate Action pagi ini (13/10).

"Meeting ini merupakan bagian dari 2022 Annual Meetings of @the_imf and @worldbank. Selaku Co-chair, kami memoderasi dua topik agenda, yakni transisi hijau dan kontribusi Koalisi dalam Conference of Parties (COP) 27 mendatang," ujar Sri dalam akun Instagramnya @smindrawati di Washington DC, Kamis(13/10/2022).

Tantangan global yang sedang dihadapi, antara lain food security and energy transition, semakin mendorong Indonesia melakukan program transisi energi untuk mengurangi ketergantungan pada fosil energi, menciptakan credit carbon.

Sri mengatakan, anggota koalisi menyadari, economic outlook dunia sedang tidak menentu, pemulihan perekonomian dunia sedang melambat akibat ketegangan geopolitik dan meningkatnya frekuensi serta konsekuensi biaya dari bencana alam. 

"Menanggapi hal ini, kami menekankan bahwa dunia harus mempercepat transisi menuju energi terbarukan sebagai bagian dari pemulihan perekonomian dan strategi pertumbuhan inklusifnya, sembari memastikan dampak ekonomi bagi mereka yang rentan terus diredam," tegas Sri.

Pada pertemuan koalisi ke-8 ini, mereka juga membahas beragam aspek ekonomi dan keuangan dari transisi energi, termasuk bagaimana mendesain kebijakan yang apik dan berbagi pengalaman dari negara-negara yang sudah lebih dahulu menerapkannya. Seluruh anggota koalisi juga menekankan pentingnya kerja sama yang terus menerus dengan 25 institusi rekan dan juga organisasi-organisasi multilateral lainnya.

Pada pertemuan ini terdapat tujuh negara anggota baru, antara lain Australia, Kamerun, Djibouti, Irak, Kazakhstan, Mozambik, dan Singapura yang bergabung dengan Koalisi sejak pertemuan ke-7 pada April 2022 sehingga jumlah keseluruhan anggota menjadi 78 negara.

"Saya harap, Koalisi ini akan menjadi jembatan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk menyambut transisi energi terbarukan yang merupakan masa depan kita semua," tutup Sri Mulyani. (RRD)

SHARE