ECONOMICS

Ekonomi Nasional Diklaim Sepenuhnya Pulih Pasca Pandemi COVID-19

Taufan Sukma/IDX Channel 09/05/2023 21:56 WIB

Sektor informasi dan komunikasi sekaligus menjadi sektor dengan pemulihan paling kuat dibanding sektor-sektor yang lain.

Ekonomi Nasional Diklaim Sepenuhnya Pulih Pasca Pandemi COVID-19 (foto: MNC Media)

IDXChannel - Perekonomian nasional saat ini diklaim telah sepenuhnya pulih dari kondisi pandemi COVID-19.

Bahkan, realisasi ekonomi di sepanjang triwulan I-2023 disebut telah melebihi kondisi perekonomian nasional pada 2019 lalu, saat pandemi belum terjadi.

"Dilihat dari perbandingan PDB (Produk Domestik Bruto) setiap sektor di triwulan I-2023 dengan periode sebelum COVID-19, terlihat bahwa seluruh sektor sudah di atas 100 persen," ujar Head of Industry Regional Research PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Dendi Ramdani, Selasa (9/5/2023).

Menurut Dendi, rasio nilai PDB di sektor informasi dan komunikasi pada triwulan I-2023 dibandingkan triwulan I-2019 mencapai 137,1.

Dengan rasio sebesar itu, sektor informasi dan komunikasi sekaligus menjadi sektor dengan pemulihan paling kuat dibanding sektor-sektor yang lain.

Sementara, setiap sektor ekonomi pada triwulan I-2023 juga tumbuh melebihi pertumbuhan pada triwulan I-2020 lalu.

"Sektor-sektor yang terkait dengan pemulihan mobilitas masyarakat tumbuh sangat tinggi. Misalnya sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi dan restoran, serta informasi dan komunikasi," tutur Dendi.

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat sektor transportasi dan pergudangan pada triwulan I-2023 mampu tumbuh 15,93 persen. Selain itu, sektor akomodasi dan restoran tumbuh 11,55 persen, sedangkan sektor informasi komunikasi tumbuh 8,9 persen.

"Sekarang pertambangan disebut Dendi juga ikut tumbuh dengan ditopang oleh harga komoditas yang baik, begitu pula sektor manufaktur yang diikuti oleh sektor perdagangan serta konstruksi, yang juga telah tumbuh meski dengan porsi pertumbuhan yang belum terlalu tinggi.

Pertumbuhan ekonomi sektoral berpotensi menghadapi tantangan berupa pelemahan ekonomi global yang membuat permintaan turut melemah, sebagaimana tampak dari kinerja ekspor industri garmen, kayu lapis, dan furniture.

Hingga Maret 2023 ekspor ketiga sektor tersebut masing-masing tumbuh 22,7 persen, 37,5 persen, dan 37,1 persen secara tahunan.

Selain itu, pemulihan sektor pariwisata juga masih lebih lambat dibandingkan sektor-sektor lain. Hal ini membuat perekonomian daerah yang bergantung pada sektor ini juga pulih lebih lambat dari daerah lain.

"Jumlah pesawat yang terbatas menyebabkan pemulihan sektor angkutan udara masih lambat, yang selanjutnya berdampak pada kecepatan pemulihan sektor pariwisata, termasuk pemulihan daerah yang bergantung ke sektor pariwisata seperti Bali," tegas Dendi. (TSA)

SHARE