Ekonomi Pulih, Kredit Perumahan Capai Double Digit
Pemulihan ekonomi Indonesia dinilai memberikan dampak positif terhadap sektor properti.
IDXChannel – Pemulihan ekonomi Indonesia dinilai memberikan dampak positif terhadap sektor properti. Hal ini tercermin dari pertumbuhan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) yang mencapai double digit.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pertumbuhan kredit properti bahkan sudah terjadi di beberapa segmen, seperti Apartemen mencapai 11%, rumah tapak 8%, dan Ruko 3%.
Angka ini disambut positif oleh para pelaku properti, David mengatakan properti Ruko mengalami perkembangan signifikan. Pasalnya, pertumbuhannya selama ini selalu negatif. Ia menambahkan, penjualan rumah juga tumbuh mencapai double digit, khususnya pada tipe besar dan tipe kecil.
“Kalau kita lihat, inflasi yang terjaga, nilai tukar mata uang yang stabil dan cenderung menguat dan peningkatan komoditas pada akhirnya memberi angin segar pada sektor properti,” ujar Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual dalam program Market Review IDX Channel, Selasa (28/2/2023).
David menilai kondisi pertumbuhan ini sehat. Menurutnya, kenaikan yang relatif moderat pada sektor properti di Indonesia dapat membantu terjadinya keberlanjutan sektor tersebut. Selain itu, David juga menganggap porsi properti dalam perekonomian Indonesia yang berada di kisaran 12% - 14% sebagai suatu hal yang baik.
Pasalnya, pertumbuhan yang drastis dan porsi properti yang besar akan membuat perekonomian negara tersebut berada dalam posisi yang rentan. David menambahkan, bank sentral juga memiliki peran signifikan untuk mencegah terjadinya booming properti dalam jangka waktu yang pendek.
“Kita bisa lihat Jepang, pertumbuhan kredit properti di negara tersebut mencapai puluhan persen dan porsi propertinya di ekonomi mencapai 25% - 30%. Pertumbuhan tersebut tentu berdampak pada kenaikan harga rumah cukup drastis. Tapi ini terjadi hanya pada jangka pendek, setelah itu sektor properti mengalami kemunduran dan mempengaruhi ekonomi Jepang, sampai sekarang pun sektor properti di negara tersebut belum pulih,” tambahnya.
David menambahkan, masyarakat harus berhati-hati terhadap potensi terjadinya pengetatan moneter ke depan. Pada akhirnya kondisi tersebut akan mempengaruhi suku bunga, salah satunya KPR.
“Makanya momentum pemulihan sekarang ini bisa dijadikan sebagai peluang bagi Nasabah untuk mengambil kredit atau KPR sekarang. Ke depan, terdapat kecenderungan inflasi yang tinggi dan harga yang meningkat,” pungkasnya
(DES)