Ekonomi RI Baik-Baik Saja atau Gelap Gulita? Ini Jawaban Sri Mulyani
Menkeu, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi perekonomian di Indonesia, termasuk dalam menghadapi tahun politik 2023.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi perekonomian di Indonesia, termasuk dalam menghadapi tahun politik 2023. Hal ini menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya saat menjadi narasumber di sebuah kuliah umum.
"Saat menjadi narasumber pada kuliah umum pagi ini, saya mendapatkan pertanyaan, apakah perekonomian Indonesia baik-baik saja? Mari kita lihat," ujar Sri Mulyani melalui akun Instagramnya @smindrawati, Jumat (3/2/2023).
Pada awal masa pandemi terjadi di 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi di -2,1% terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun dalam waktu 4 kuartal, Indonesia berhasil kembali tumbuh positif.
"Pada kuartal III-2022 kemarin bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 5,72% PDB," ungkap Sri Mulyani.
Jadi, dia menyebut, memang suasana dunia sedang tidak baik-baik saja, tapi ekonomi Indonesia masih pulih secara kuat.
"Namun, kita tetap perlu waspada karena dinamika global bisa memberikan kita dampak guncangan jika tidak direspons secara tepat. Lalu, bagaimana APBN menghadapi tahun politik 2023?" sambung Sri Mulyani.
APBN, kata dia, akan selalu siap menjadi instrumen andalan yang adaptif dan fleksibel untuk merespons berbagai tantangan ke depan. APBN tetap memberikan dukungan untuk pemilu dengan total anggaran sementara mencapai Rp25,01 triliun.
"Terkait dengan tema kuliah umum “Kondisi Ekonomi dan Fiskal Indonesia di Tahun Politik”, saya optimis terhadap Indonesia," lanjutnya.
Indonesia, menurut Sri Mulyani, telah mampu menjadi perekat dunia di Forum G20. Maka menjadi perekat bangsa sendiri sudah seharusnya bisa dilakukan.
"Penyelenggaraan pemilu adalah bagian dari sistem demokrasi kita. Jika tujuan kita adalah menjaga persatuan dan keutuhan NKRI, maka saya yakin kita akan bisa maju karena sejatinya, pemilu adalah pesta demokrasi, bukan perang demokrasi," pungkas Sri Mulyani.
(FAY)