ECONOMICS

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,09 Persen pada Kuartal III-2023, Ini Penyebabnya

Michelle Natalia 06/11/2023 07:09 WIB

Perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 diprediksi tumbuh 5,05%-5,09% dan mencapai 5,0%-5,1% sepanjang 2023.

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,09 Persen pada Kuartal III-2023, Ini Penyebabnya

IDXChannel - Perekonomian Indonesia pada kuartal III-2023 diprediksi tumbuh 5,05%-5,09% dan mencapai 5,0%-5,1% sepanjang 2023. Sementara pada 2024, diperkirakan akan stabil di 5,0%-5,1%.

"Ini melanjutkan akselerasi pertumbuhan sejak triwulan akhir 2022, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,17% (yoy) di kuartal II-2023," kata ekonom LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky dalam keterangannya, dikutip Senin (6/11/2023). 

Adapun sejumlah faktor yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, yakni iklim politik dan kondisi moneter global. Periode Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang akan memiliki dampak pada pertumbuhan dan berbagai indikator makroekonomi lainnya di tahun depan. 

Di satu sisi, Indonesia akan melaksanakan pemilu serentak untuk pertama kalinya dari level nasional hingga kabupaten/kota; sehingga mendorong terjadinya injeksi likuiditas dalam jumlah besar ke perekonomian akibat adanya pengeluaran kampanye dan belanja publik.

Besarnya dampak pengganda di perekonomian akan memicu konsumsi domestik selama tahun 2024 mengingat pemilu di tingkat provinsi dan kabupaten/kota diperkirakan akan terjadi menjelang akhir tahun

Riefky mengatakan, meskipun pertumbuhan industri manufaktur, yang merupakan penopang utama perekonomian Indonesia, meningkat menjadi 4,88% (year on year/YoY), tingkat pertumbuhannya masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi.

"Seluruh komponen pengeluaran, kecuali ekspor dan impor, mengalami pertumbuhan positif, termasuk belanja pemerintah yang mengindikasikan lonjakan pertumbuhan hingga 10,62% (yoy) pada kuartal II-2023," ujar Riefky.
 
Dia menyebut, pemilu serentak dan kondisi moneter global akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi perekonomian domestik di 2024. 

"Kebijakan moneter global akan mempengaruhi tingkat depresiasi dan permintaan global yang akan berdampak terhadap perekonomian domestik melalui perdagangan eksternal, biaya kredit, dan pertumbuhan investasi," tuturnya.

Riefky melanjutkan, dampak positif dari periode pemilu muncul akibat suntikan likuiditas secara masif untuk kebutuhan kampanye, pengeluaran publik yang dipengaruhi motif politik, serta peningkatan konsumsi swasta.

"Sementara itu, risiko dari periode pemilu tersebut akan muncul dari faktor pertumbuhan investasi seiring investor cenderung menjaga sentimen wait and see hingga hasil pemilu selesai," ucap Riefky.

(RNA)

SHARE