Ekonomi RI Melambat, Tertekan Lemahnya Daya Beli dan Penurunan Sektor Lapangan Usaha
Indef menyatakan ekonomi Indonesia melambat di kuartal II-2024 dengan pertumbuhan 4,9-5 persen. Hal itu dipengaruhi daya beli dan sektor lapangan usaha.
IDXChannel - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan ekonomi Indonesia melambat di kuartal II-2024 dengan pertumbuhan 4,9-5 persen. Angka tersebut lebih rendah dari capaian kuartal sebelumnya yakni, 5,11 persen.
“Nah di kuartal II (2024) ini kami berbeda pandangan begitu dari pemerintah, di mana kami sendiri merasa bahwa pertumbuhan mungkin di angka 5 persen dan mungkin bisa jadi ya sampai ke 4,9 persen,” ujar Kepala Pusat Industri, perdagangan dan Investasi Indef, Andry Satrio, dalam Market Review IDX Channel, Senin (5/8/2024).
Ada sejumlah faktor yang mendorong perlambatan makro ekonomi Indonesia di kuartal II-2024 ini. Beberapa di antaranya, daya beli masyarakat yang melemah dan penurunan kinerja sektor lapangan usaha.
Menurutnya, tingkat konsumsi masyarakat tercermin dari deflasi yang terjadi tiga bulan berturut-turut pada 2024. Kondisi itu mendorong ekonomi Indonesia melambat.
“Nah ini salah satu hal yang mendorongnya terkait dengan pelemahan daya beli yang saat ini memang sudah terjadi, kita tahu juga tiga bulan berturut-turut deflasi, ini salah satu indikator yang cukup bisa mencerminkan mengapa perekonomian di kuartal II ini akan kemungkinan akan melambat begitu,” ujarnya.
Untuk sektor lapangan usaha yang mengalami penurunan kinerja di antaranya industri manufaktur, perdagangan, pertanian, dan otomotif. Penyebab anjloknya performa di bidang industri ini lantaran turunnya daya beli, yang mana berimplikasi besar bagi pertumbuhan di kuartal II-2024.
“Kita juga melihat bahwa daya beli ini sekarang sudah mulai mengganggu begitu ya permintaan dari industri otomotif,” ujar dia.
(Febrina Ratna)