ECONOMICS

Ekonomi Stabil, Indonesia Bertahan di Peringkat Baa2

Yulistyo Pratomo 11/02/2022 07:03 WIB

Berkat kondisi perekonomian yang cukup stabil, Lembaga pemeringkat Moody's menempatkan Indonesia untuk bertahan di peringkat Baa2.

Ekonomi Stabil, Indonesia Bertahan di Peringkat Baa2. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Berkat kondisi perekonomian yang cukup stabil, Lembaga pemeringkat Moody's menempatkan Indonesia untuk bertahan di peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade.

Hal ini tak lepas dari hasil asesmen Moody's di mana ketahanan ekonomi Indonesia serta efektivitas kebijakan moneter dan makroekonomi tetap terjaga. Kebijakan reformasi struktural yang ditempuh oleh Pemerintah juga diyakini akan mendukung peningkatan investasi dan menopang perbaikan daya saing ekspor.

Di sisi lain, reformasi perpajakan melalui penerbitan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) dan rencana normalisasi kebijakan fiskal diperkirakan dapat mendukung terjaganya beban utang Pemerintah.

“Afirmasi rating Indonesia pada peringkat Baa2 dengan outlook stabil merupakan bentuk pengakuan positif dari Moody's sebagai salah satu lembaga pemeringkat utama dunia. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, sementara prospek ekonomi jangka menengah tetap kuat di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Untuk dua tahun ke depan, Moody's memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali kepada level sebelum pandemi yaitu mencapai 5%. Rata-rata tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa, yaitu 3,7%.

Perkiraan peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung oleh berbagai reformasi struktural yang telah ditempuh Pemerintah, seperti UU Cipta Kerja dan UU HPP, yang diarahkan untuk perbaikan iklim investasi dan peningkatan penerimaan Pemerintah.

"Hal ini didukung oleh kredibilitas kebijakan yang tinggi dan bauran kebijakan antara Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas lainnya yang efektif," tambah Perry.

Dari sisi fiskal, Moody's memperkirakan beban utang Pemerintah masih akan meningkat ke level 42,5% dari PDB pada 2023, namun masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain yang berada pada peringkat Baa ,yaitu 64% dari PDB. Selain itu, Moody's melihat kemampuan membayar utang Pemerintah, serta porsi pinjaman dalam mata uang asing, masih memberikan risiko terhadap kondisi fiskal.

Menurut Moody's, strategi normalisasi kebijakan moneter dan fiskal yang ditempuh bank sentral dan Pemerintah merupakan dasar terjaganya kredibilitas kebijakan. Dukungan Bank Indonesia dalam pembiayaan defisit fiskal telah membantu terjaganya stabilitas pasar surat berharga Pemerintah sekaligus memberikan ruang alokasi anggaran untuk belanja Pemerintah yang lebih produktif.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, terus mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus melakukan sinergi dengan Pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional," tutup Perry.

Moody's juga memberikan penekanan bahwa normalisasi kebijakan yang dilakukan dengan tepat waktu sangat penting sifatnya untuk menjaga kredibilitas kebijakan. Posisi Sovereign Credit Rating Indonesia pada Baa2 dengan outlook Stabil juga sempat dilakukan lembaga tersebut pada. 10 Februari 2020. (TYO)

SHARE