Eks Dirut Jasindo Jadi Saksi Dugaan Asuransi Fiktif Senilai Rp7,58 Miliar
Eks Dirut PT Jasindo, Budi Tjahjono, akan bersaksi dalam kasus dugaan korupsi pembayaran komisi terhadap kegiatan agen asuransi fiktif senilai Rp7,58 miliar.
IDXChannel - Eks Direktur Utama (Dirut) PT Jasindo, Budi Tjahjono, akan bersaksi dalam kasus dugaan korupsi pembayaran komisi terhadap kegiatan agen asuransi fiktif pada PT Jasindo, hari ini. Tindakan tersebut dinilai telah merugikan negara sebesar Rp7,58 miliar.
Budi merupakan satu dari dua saksi yang dihadirkan oleh Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saksi lain yang akan bersaksi di depan meja hijau adalah mantan Staf Jasindo, Tisna Palwani di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
"Saksi sidang hari ini yaitu, Budi Tjahjono (mantan Direktur Pemasaran dan mantan Dirut Jasindo) dan Tisna Palwani (mantan staf Jasindo), dilanjutkan pemeriksaan ahli dari BPKP," kata Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Senin (29/11/2021).
Keduanya akan bertindak sebagai saksi memberatkan untuk dua terdakwa yakni, Solihah dan Kiagus Emil Fahmy Cornain.
Duduk sebagai terdakwa dalam perkara ini yaitu, mantan Direktur Keuangan dan Investasi PT Asuransi Jasa Indonesia (PT Jasindo), Solihah. Solihah didakwa oleh tim Jaksa KPK telah merugikan keuangan negara sebesar 766.955 dolar AS atau setara Rp7.584.102.194 (Rp7,58 miliar).
Solihah dinyatakan turut serta melakukan pembayaran komisi terhadap kegiatan agen asuransi fiktif pada PT Jasindo (Persero). Selain Solihah, jaksa juga mendakwa orang kepercayaan mantan Kepala BP Migas Raden Priyono, Kiagus Emil Fahmy Cornain terkait perkara yang sama.
Solihah dan Kiagus Emil didakwa melakukan korupsi terkait pembayaran komisi terhadap kegiatan agen asuransi fiktif pada PT Jasindo bersama-sama dengan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Jasindo, Budi Tjahjono. Kerugian negara tersebut terjadi akibat perbuatan Solihah dan Budi Tjahjono dinilai telah memperkaya diri sendiri ataupun orang lain.
Solihah disebut telah memperkaya diri sendiri sejumlah 198.340 dolar AS. Kemudian, ia dan Kiagus juga memperkaya Budi Tjahjono sebesar 462.795 dolar AS dan Supomo Hidjazie senilai 136 dolar AS. Akibat perbuatannya itu, negara dirugikan sinilai 766.955 dolar AS atau setara Rp7,58 miliar.
Atas perbuatannya tersebut, Solihah dan Kiagus didakwa melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) KUHP. (TYO)