ECONOMICS

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Nur Ichsan Yuniarto 20/04/2024 20:27 WIB

Kesejahteraan perajin batik di Madura, Jawa Timur, semakin meningkat. Hal ini ditopang dengan meningkatnya ekspor batik aromaterapi.

Kesejahteraan perajin batik aromaterapi di Madura, Jawa Timur, semakin meningkat (MNC Media)

IDXChannel - Kesejahteraan perajin batik di Madura, Jawa Timur, semakin meningkat. Hal ini ditopang dengan meningkatnya ekspor batik aromaterapi.

Penemu batik arometerapi, Warisatul Hasanah mengatakan, batik unik bernama Al-Warits ini telah menjadi mitra binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), atau Indonesia Eximbank, sejak 2019.

"Kami telah mengikuti berbagai pameran skala internasional seperti Trade Expo Indonesia (TEI) 2019," kata Warisatul lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (20/4/2024).

Batik aromaterapi, kata dia, merupakan produk unik yang mengeluarkan aroma wangi rempah dan bunga dari kain batiknya, tahan hingga empat tahun meskipun dicuci berulang-ulang.

Dia menambahkan, bersama LPEI dan Kemenkeu Satu, pihaknya diberi berbagai pelatihan lainnya dalam rangka penguatan kapasitas dan organisasi perusahaan.

“Selain penguatan kompetensi dan peningkatan kapasitas produksi, kami juga diberikan pelatihan penyusunan laporan keuangan, manajemen perusahaan, prosedur dan perizinan ekspor serta penyuluhan perpajakan dalam rangka meningkatkan kapasitas bisnis Desa Devisa Batik aromaterapi,” kata dia.

Warisatul melanjutkan, berbagai pelatihan dan pendampingan LPEI untuk desain batik gentong Madura dan peningkatan kapasitas produksi dalam satu tahun terakhir mulai membuahkan hasil.

"LPEI berhasil meningkatkan kapasitas produksi perajin batik meningkat dari 400 kain per hari menjadi 4.000 kain per hari dan pendapatan perajin dari Rp300.000 menjadi Rp1.250.000 per bulan," katanya.

LPEI terus memperkuat komitmennya untuk mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi ekspor nasional. Salah satu wujud nyata adalah dengan melakukan pendampingan kepada perajin batik aromaterapi yang menjadi ciri khas Madura.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Ilham Mustafa mengatakan, program Desa Devisa dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan dengan tujuan membuka potensi ekspor komoditas unggulan daerah. 

Pendampingan Desa Devisa Batik Aromaterapi ini berhasil mendorong ekspor produk batik aromaterapi ke negara Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Korea, dan Jepang.

“LPEI terus berkomitmen mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan hingga menciptakan kesejahteraan bagi para perajin batik,” kata Ilham.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja nilai ekspor Kain/Bahan Pakaian Indonesia (HS Code 56 – 60) sepanjang tahun 2023 tercatat mencapai USD473,31 juta.

Adapun lima negara tujuan ekspor utama kain/bahan pakaian Indonesia adalah Jepang (porsi 19,6%), Vietnam (15,6%), India (7,4%), Amerika Serikat (6,1%) dan Korea Selatan (5,8%).

Sementara itu, kinerja nilai ekspor batik mencapai USD17,45 juta pada tahun 2023. Batik asal Indonesia paling banyak diekspor ke negara-negara: Amerika Serikat (porsi 74,75%), Jerman (3,61%), Singapura (3,23%), Malaysia (2,82%), dan Kanada (1,92%).

Sebagai eksportir pemasok bahan pakaian, Indonesia terus mengembangkan potensi desain kain dan melakukan terobosan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

(NIY)

SHARE