ECONOMICS

Ekspor Jepang pada Juni Naik, Dukung Pemulihan Ekonomi

Dian Kusumo Hapsari 18/07/2024 10:29 WIB

Ekspor Jepang tumbuh untuk bulan ketujuh berturut-turut di bulan Juni.

Ekspor Jepang pada Juni Naik, Dukung Pemulihan Ekonomi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ekspor Jepang tumbuh untuk bulan ketujuh berturut-turut di bulan Juni. Hal ini mendukung pandangan bahwa perekonomian pada kuartal kedua akan pulih dari kontraksi tiga bulan sebelumnya.

Kementerian Keuangan melaporkan pada Kamis (18/07/2024) bahwa ekspor naik 5,4 persen dari tahun lalu, didorong oleh peralatan pembuat chip dan logam non-besi. Hasil tersebut meleset dari estimasi konsensus para ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 7,2 persen.

Sementara itu, impor naik 3,2 persen, dibandingkan dengan kenaikan 9,6 persen yang diperkirakan oleh para analis. Dengan kenaikan impor yang lebih kecil dari perkiraan, neraca perdagangan berbalik menjadi surplus sebesar 224 miliar Yuan  dari defisit sebesar 1,22 triliun Yuan pada bulan Mei.

Nilai pengiriman didorong oleh yen yang melemah, yang menurut Kementerian Keuangan diperdagangkan pada rata-rata 156,64 Yuan terhadap USD pada bulan Juni, 12,5 persen lebih lemah dari tahun lalu.

Berdasarkan wilayah, pengiriman Jepang ke Amerika Serikat naik 11 persen, sementara ke China naik 7,2 persen dan ekspor ke Uni Eropa turun 13,4 persen. Ada beberapa ketidakpastian dalam prospek karena pertumbuhan China secara tidak terduga melambat ke laju terburuk dalam lima kuartal pada tiga bulan yang berakhir Juni, yang menekan pembuat kebijakan untuk meningkatkan dukungan.

Yen yang melemah membantu meningkatkan pendapatan eksportir Jepang di luar negeri, tetapi efeknya terhadap ekonomi  secara keseluruhan beragam. Pelemahan mata uang secara bersamaan memicu kekhawatiran atas inflasi di sektor energi, makanan, dan bahan baku untuk negara yang kekurangan sumber daya ini.

Ekonomi Jepang membutuhkan ekspor yang kuat untuk rebound di kuartal hingga Juni, terutama karena belanja konsumen tetap lemah dengan inflasi yang persisten membebani rumah tangga. Perekonomian menyusut pada kuartal pertama karena konsumen dan perusahaan sama-sama mengurangi pengeluaran.

(DKH)

SHARE