Ekspor Makanan Minuman RI Melonjak 52 Persen Tahun Ini
Industri mamin tahun ini mencatat kinerja yang sangat baik. Hingga September 2021, ekspor mamin tercatat naik 52 persen dibanding tahun sebelumnya.
IDXChannel - Industri makanan dan minuman (mamin) tahun ini mencatat kinerja yang sangat baik. Hingga September 2021, ekspor mamin tercatat naik 52 persen dibanding tahun sebelumnya.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyebutkan, PDB industri makanan dan minuman tumbuh positif sebesar 3,49 persenpada triwulan III tahun 2021, seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kembali tumbuh positif menyentuh angka 3,51 persen.
Menurutnya, peran industri mamin dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, juga ditunjukkan dengan meningkatnya kontribusi PDB industri mamin terhadap PDB industri pengolahan nonmigasyang mencapai 38,91 persen pada periode yang sama. Nilai ekspornya juga meningkat 52 persen.
“Sepanjang bulan Januari-September 2021, total nilai ekspor industri mamin mencapai USD32,51 miliar atau meningkat 52 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Neraca perdagangan industri mamin selama sembilan bulan ini surplus sebesar USD22,38 miliar,” ujar Putu dalam keterangan tertulis, Selasa (14/12/2021).
Putu mengemukakan, walaupun sektor industri maminterus menunjukan tren pertumbuhan yang positif, namun pemerintah dan pelaku industri tetap harus bersiap dalam mengantisipasi dan mengatasi tantangan ketersediaan pangan dan energi.
Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri mamin merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan pada era industri 4.0.
“Pembatasan kegiatan selama pandemi berpengaruh terhadap lalu lintas barang dan komoditas antar negara yang berdampak pada persediaan pangan, terutama komoditas yang masih banyak impor, sebagaimana disebutkan dalam laporan Food and Agriculture Organization (FAO),” paparnya.
Oleh karena itu, strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, diantaranya melalui pembangunan food estate, penyiapan cold storage, dan rantai dingin.
“Pelajaran dari krisis energi yang terjadi di dunia saat ini adalah ketidaksiapan sejumlah negara dalam melakukan transisi dari energi fosil ke energi ramah lingkungan. Kita perlu mengantisipasi agar hal ini tidak terjadi di Indonesia,” imbuhnya. (RAMA)