ECONOMICS

Ekspor Produk Air dan Minuman Non-alkohol Melonjak Drastis, Mayoritas ke Filipina

Dinar Fitra Maghiszha 16/06/2025 11:58 WIB

Nilai ekspor produk air dan minuman non-alkohol Indonesia mencatat lonjakan signifikan hingga Rp1,26 triliun sepanjang Januari-April 2025.

Ekspor Produk Air dan Minuman Non-alkohol Melonjak Drastis, Mayoritas ke Filipina. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Nilai ekspor produk air dan minuman non-alkohol Indonesia mencatat lonjakan signifikan. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada periode Januari–April 2025 mencatat nilai ekspor air dan minuman tanpa alkohol telah mencapai USD77,47 juta atau sekitar Rp1,26 triliun.

Angka tersebut naik drastis sebesar 73,45 persen secara year-on-year (yoy). Sementara itu, volume ekspor produk tersebut mencapai 143,26 ribu ton, atau tumbuh 71,16 persen yoy.

Senior Economist LPEI, Donda Sarah mengatakan, pencapaian tersebut menandai momentum di sektor minuman non-alkohol nasional di pasar global.

“Kami optimistis tren pertumbuhan positif ini masih akan berlanjut pada beberapa tahun mendatang, didorong oleh permintaan yang masih kuat dari negara-negara mitra dagang,” kata Donda dalam keterangan di Jakarta, Senin (16/6/2025).

Kenaikan ekspor produk air dan minuman non-alkohol memang sudah terjadi sejak tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor untuk produk dengan kode HS 2201-2202 mencapai USD164,21 juta atau sektiar Rp2,67 triliun pada 2024.

>

Nilai tersebut tumbuh 34,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD122,21 juta.

Tak hanya nilainya, volume ekspor juga mengalami penguatan. Selama 2024, volume ekspor air dan minuman tanpa alkohol tercatat mencapai 323,55 ribu ton, meningkat 27,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pasar Filipina Mendominasi

Data LPEI mencatat Filipina tercatat sebagai pasar terbesar dengan kontribusi mencapai 23,61 persen dari total ekspor tahun lalu, atau senilai USD38,77 juta. 

Disusul oleh Vietnam (12,76 persen/ USD20,96 juta), Singapura (9,96 persen/ USD16,35 juta), Malaysia (8,57 persen/ USD14,08 juta), dan Timor Leste (7,23 persen/ USD11,87 juta).

Donda menambahkan, meskipun terdapat tantangan berupa persaingan ketat dengan negara eksportir lain, perubahan preferensi konsumen, dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu, peluang untuk ekspansi masih terbuka lebar.

Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-31 dunia sebagai eksportir produk air mineral (HS 2201) dan peringkat ke-45 untuk produk air mineral berperisa (HS 2202).

“Tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan penguasaan teknologi dan inovasi, yang masih membatasi penetrasi produk ke pasar besar seperti China dan Jepang,” ujarnya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE