El Nino Bakal Serang RI, Wamendag: Mesti Kita Sikapi Secara Komprehensif
Wamendag Jerry Sambuaga mengungkapkan, gejolak harga pangan akibat El Nino tidak hanya dialami Indonesia, melainkan banyak negara lainnya.
IDXChannel - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengungkapkan, gejolak harga pangan akibat El Nino tidak hanya dialami Indonesia, melainkan banyak negara lainnya.
Oleh karena itu, menurut dia, menghadapi El Nino perlu dilakukan secara menyeluruh, teliti dan meliputi banyak hal.
"Saya pikir ini kan fenomena iklim ya, lingkungan ya yang tentunya itu mesti kita sikapi secara komprehensif, kita melihatnya itu sebagai konteks jajaran policy," ujar Jerry saat ditemui di Kementerian Perdagangan, Jakarta, kemarin.
Menurut Jerry, dalam membuat kebijakan untuk menghadapi fenomena alam ini perlu jelas dan terstruktur. Artinya, tidak bisa hanya beberapa pihak yang ikut serta, melainkan harus dirembuk bersama.
"Karena kita meng-address juga tidak hanya dari sisi lingkungan, ketahanan pangan, populasi, semuanya yang saya pikir harus dipadukan dengan sistem yang baik," tegasnya.
"Contohnya, mengikutsertakan Badan sertifikasi Nasional (BSN) menjadi institusi yang berperan secara signifikan untuk menentukan standardisasi sebuah produk, sebuah servis, bisa berjalan sebagaimana mestinya," sambung Jerry.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) akan membentuk gugus tugas dalam menghadapi cuaca ekstrem El Nino. El Nino kemungkinan akan mulai terjadi sekitar bulan Juni dan semakin intens pada Agustus nanti.
”Saya meminta untuk dibentuk gugus tugas di setiap wilayah. Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya," ujar Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam pernyataan tertulisnya, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Menurut Syahrul, gugus tugas berbasis wilayah penting untuk segera dibentuk. Sebab, menurutnya setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda dalam menghadapi El Nino.
“Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya,” sambungnya.
(YNA)