El Nino Datang, Produksi Sawit dan Beras Asia Tenggara Terancam
Lembaga cuaca Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa fenomena cuaca El Nino sudah mulai terjadi.
IDXChannel - Lembaga cuaca Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa fenomena cuaca El Nino sudah mulai terjadi. El Nino mengancam industri pertanian di berbagai belahan dunia.
Dilansir dari Reuters pada Jumat (9/6/2023), konfirmasi itu disampaikan oleh Pusat Prediksi Iklim (CPC) yang merupakan bagian Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) AS.
Fenomena El Nino menyebabkan kenaikan suhu permukaan air di wilayah timur dan tengah Samudra Pasifik. El Nino diperkirakan akan semakin menguat sampai musim dingin di Belahan Bumi Utara pada 2023-2024.
Tanda-tanda awal El Nino telah mengancam produsen makanan di seluruh Asia. Sementara itu, petani AS berharap kepada hujan musim panas yang lebih lebat untuk mengurangi dampak kekeringan yang parah.
El Nino dapat mengakibatkan penurunan produksi tanaman musim dingin sebesar 34 persen di Australia. Fenomena ini juga berdampak pada produksi minyak kelapa sawit dan beras di Indonesia, Malaysia, dan Thailand yang merupakan pemasok 80 persen minyak kelapa sawit dunia.
Di India, sebagian besar panen musim panasnya bergantung pada hujan monsun. Curah hujan yang lebih rendah dari biasanya diperkirakan terjadi di wilayah barat laut negara ini.
Banyak pengamat memperingatkan El Nino yang kuat kemungkinan besar terjadi kali ini. NOAA memperkirakan peluang terjadinya El Nin kuat sebesar 56 persen.
"Meskipun masih terlalu dini untuk menyamakannya dengan fenomena El Nino pada 2016, kondisi kali ini sangat mirip dalam hal kekuatan," ujar Chris Hyde, seorang ahli meteorologi di Maxar.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)