ECONOMICS

El-Nino Diprediksi Terjadi di 2022, Waspada Dampaknya pada Produksi Pertanian!

Iqbal Dwi Purnama 30/12/2021 11:42 WIB

Produksi padi diprediksi akan lebih sulit digenjot dibanding tahun sebelumnya.

Produksi padi diprediksi akan lebih sulit digenjot dibanding tahun sebelumnya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Associate researcher CORE Indonesia Dwi Andreas mengatakan dari sisi sektor pertanian seharusnya pemerintah dapat mendorong produksi padi lebih besar karena di tahun 2020 terdapat fenomena La-Nina dengan iklim basah yang lebih kondusif untuk masa tanam padi. 

"Sayangnya, pada tahun tersebut kenaikan produksi beras tidak begitu besar,"ujarnya ujarnya dalam Media Duscussion CORE Indonesia, Rabu (29/12/2021). 

Untuk di tahun 2022 Andreas memprediksi juga akan ada El-Nino sehingga diharapkan tahun sebelumnya dapat menjadi cerminan untuk perkembangan sektor pertanian di tahun 2022. Sebab produksi padi diprediksi akan lebih sulit digenjot dibanding tahun sebelumnya.

Andreas juga menyinggung dampak ekonomi digital yang masih kurang berefek ke petani kecil. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), munculnya berbagai pengusaha platform digital yang diharapkan memangkas distribusi produk pertanian belum banyak dirasakan dampaknya oleh petani, dan hanya menguntungkan para pedagang besar. 

Sementara ekonom CORE lainnya, Ina Primiana memberikan pandangannya bahwa kinerja industri manufaktur menunjukkan pertumbuhan yang cukup ekspansif, dimana pertumbuhan manufaktur bahkan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi. 

Data menunjukkan Purchasing Manager Index (PMI) sejak September telah mengalami peningkatan, bahkan menjadi tertinggi di ASEAN pada November 2021.

"Meskipun industri manufaktur masih terdampak pandemi, beberapa sektor dapat tumbuh cukup tinggi pada tahun 2021 seperti industri kimia, farmasi, makanan-minuman, dan logam dasar," kata Ina.

Selain itu pandemi mulai memperbaiki pola konsumsi dalam negeri karena adanya gangguan logistik impor, sehingga terjadi peningkatan bahan baku dalam negeri. Alhasil, TKDN sejumlah produk meningkat. 

"Oleh karena itu, pemerintah perlu menginventarisasi ulang persedian barang-barang di dalam negeri yang dapat dioptimalkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemanfaatan penggunaan TKDN, sehingga mendukung peningkatan industri manufaktur domestik pada masa mendatang," lanjut Ina.

Ina menambahkan Industri kecil perlu dikaitkan dengan industri besar sehingga dapat berkontribusi pada supply chain global. Hal penting lainnya adalah penguatan lintas kementerian dan lembaga dalam mendorong pengembangan industri manufaktur. (TIA)

SHARE