Elon Musk Sebut Industri Minyak dan Gas Tak Boleh Dibenci dalam Jangka Menengah
Elon Musk bahkan menganggap gerakan lingkungan sudah keterlaluan dan menyebabkan kerugian bagi banyak orang
IDXChannel - Pendiri mobil listrik Tesla, Elon Musk menilai industri minyak dan gas tidak boleh dibenci dalam jangka menengah. Namun dirinya juga menekankan pentingnya upaya untuk mengurangi emisi karbon untuk melestarikan planet ini.
Demikian diungkapkannya ketika berkunjung ke Italia dan berbincang dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
Elon Musk bahkan menganggap gerakan lingkungan sudah keterlaluan dan menyebabkan kerugian bagi banyak orang serta membuat masyarakat kehilangan keyakinan di masa depan.
"Kekhawatiran perubahan iklim dilebih-lebihkan dalam jangka pendek," jelasnya dikutip dari Reuters, Senin (18/12/2023).
Sebagaimana diketahui, pada KTT iklim COP28 bulan ini, perwakilan dari hampir 200 negara telah sepakat untuk mulai mengurangi konsumsi bahan bakar fosil global untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim, yang menandakan berakhirnya era minyak.
Musk yang menganggap dirinya seorang aktivis lingkungan itu juga menyebutkan bahwa untuk jangka panjang, industri memang harus mengurangi miliaran ton karbon yang diambil dari bumi dan dilepaskan ke atmosfer melalui pembakaran bahan bakar fosil.
“Kita tidak boleh menjelek-jelekkan minyak dan gas dalam jangka menengah,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini Musk juga ditanya perihal minat perusahaannya untuk berinvestasi di Italia. Namun ia menjawab, dirinya khawatir dengan kondisi penurunan angka kelahiran di negara tersebut
"Saya pikir Italia adalah tempat yang bagus untuk berinvestasi, tapi saya ingin menekankan bahwa saya khawatir dengan tingkat kelahiran yang rendah. Jika angkatan kerja menurun, lalu siapa yang akan bekerja di negara ini?," tuturnya.
Ia pun kemudian menyerukan pemerintah Italia untuk menciptakan insentif bagi keluarga-keluarga agar memiliki lebih banyak anak, sebab menurutnya suatu negara tidak bisa hanya mengandalkan arus imigrasi untuk mengisi kesenjangan tersebut.
Perlu diketahui, Italia memang telah mengalokasikan sekitar 1 miliar euro ($1,09 miliar) dalam anggaran tahun depan untuk mengatasi krisis demografi di negara tersebut. Hal itu lantaran, angka kelahiran di Italia tahun lalu turun selama 14 tahun berturut-turut dan merupakan yang terendah sejak penyatuan negara itu pada tahun 1861.
(SAN)