Emak-emak Ogah Pakai Kompor Listrik, Ini Alasannya
Program konversi kompor listrik mendapat respons negatif dari ibu rumah tangga atau emak-emak.
IDXChannel - Pemerintah melalui Kementerian ESDM tengah gencar uji coba konversi gas LPG 3 kilogram ke kompor listrik dengan kapasitas dua tungku 1.000 Watt di Solo dan Bali.
Program yang tengah dicanangkan PLN menuai penolakan dari kalangan ibu rumah tangga. Nur yang merupakan warga Rawa Belong, Jakarta Barat menolak untuk migrasi ke kompor listrik.
"Saya mau kompor gas saja soalnya enggak perlu heboh kalau listriknya mati. Masalahnya, listrik mati kita enggak tahu nyala kapan," kata Nur saat dihubungi MNC Portal, Senin (26/9/2022)
"Jika menggunakan kompor listrik lalu terkena pemadaman listrik, terus lagi masak, itu gimana?" tambahnya.
Terpisah, Zainab yang merupakan warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat pengguna kompor listrik sejak tahun 2019 mau tidak mau menggunakan kompor listrik sebab keinginan anaknya yang menggantikan kompor gas dengan kompor listrik di dapur rumahnya.
Zainab juga menjelaskan jika penggunaan gas LPG lebih praktis, dan pembelian gas LPG masih bisa dijangkau elemen masyarakat.
"Ribet tapi ya mau gak mau, saya sering ngedumel ke anak saya, pas semua AC nyala, lagi masak nasi, si mbak juga masak, kadang ngejeglek tuh listriknya " ucapnya.
"Kalau mati listrik ya enggak jadi masak, beli makan di luar," lanjut Zainab.
Saat ditanya berapa nominal biaya tarif pemakaian kompor listrik, Zainab tidak mau menjawab terkait hal tersebut.
Sebagaimana diketahui, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui, penggunaan kompor listrik membutuhkan kapasitas terpasang listrik yang cukup besar, sehingga ini kemungkinan baru bisa digunakan oleh masyarakat kelas menengah ke atas.
Oleh karena itu, pemerintah akan melakukan percobaan program konversi LPG ke kompor listrik untuk masyarakat golongan menengah ke atas.
"Jadi kalau yang sekarang diuji coba untuk masyarakat ya kita random, tetapi memang yang sebetulnya bisa mengabsorb daya listrik tambahan dengan bayar itu ya menengah ke atas kan," ujarnya.
"Dan menengah ke atas itu kan pada umumnya juga suka. Nah yang dicoba beberapa yang paket percobaan itu suka atau nggak, kalau suka nanti kita lihat skemanya," kata Arifin.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto , belum akan memulai implementasi program konversi kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik atau induksi di 2022.
“Pemerintah belum memutuskan terkait program konversi listrik 3 kg menjadi kompor listrik induksi, namun dapat dipastikan bahwa program ini belum akan diberlakukan di 2022,” tandas Airlangga belum lama ini.
(FAY)