Enam Perempuan Muda Ini Bakal Jadi Menteri BUMN Sehari, Cek Profilnya
Sebanyak enam perempuan berusia muda yang bekerja di BUMN berkesempatan menjadi Menteri BUMN selama sehari menggantikan Erick Thohir. Siapa saja mereka?
IDXChannel - Sebanyak enam perempuan berusia muda yang bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berkesempatan menjadi Menteri BUMN selama sehari menggantikan Erick Thohir. Siapa saja mereka?
Dalam Program BUMN Girls Take Over, Erick Thohir telah melakukan seleksi dan terkumpulah enam kandidat yang salah satunya akan menjadi Menteri BUMN sehari. Sisanya akan menjadi direksi BUMN sehari yakni di PT Angkasa Pura I, Bank Mandiri, BRI, Kimia Farma dan Telkomsel.
Adapun 6 finalis tersebut Antara lain:
1. Adinda yang berusia 19 tahun berasal dari Jawa Tengah. Saat ini Adinda tengah menempuh pendidikan semester 3, mengambil jurusan teknik informatika. Selain itu Adinda juga menceritakan kalau dirinya turut aktif juga di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat universitas, dan mengajar sebagai praktikum di kelas pemrograman.
"Harapannya adalah, memiliki kepercayaan diri yang meningkat, sehingga aku bisa jadi perempuan terbaik dibidangku, khususnya di bidang teknologi dan aku berharap bisa mengembalikan kebaikan yang aku dapatkan untuk kebaikan orang lain," ujar Adinda dalam sambutannya, Senin (27/9/2021).
2. Selanjutnya adalah Indira yang memiliki usia 23 tahun yang berasal dari kota Makasar Sulawesi Selatan. saat Indira bekerja menjadi salah satu karyawan di suatu perbankan di Indonesia.
Melalui Program ini Indira berharap dapat meningkatkan skill Leadership, dan bisa mempromosikan kepada teman perempuan yang lain untuk berani bermimpi untuk menghilangkan stereotip.
"Juga bisa mempromosikan kepada teman-teman perempuan lainnya untuk berani bermimpi untuk menghilangkan stereotip bahwa perempuan juga bisa dan bisa jadi inspirasi untuk semua berani bermimpi," lanjut Indira.
3. Kemudian ada Putri Gayatri usia 21 yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Saat ini putri merupakan seorang aktivis disamping status pelajar yang masih menempel dalam dirinya.
"Harapannya saya ingin seperti kak Menteri Erick Thohir, saya sangat ingin menjadi sosok yang tangguh, kuat dan juga bisa menguatkan yang lain. Saya ingin membuktikan bahwasanya perempuan juga bisa mengambil keputusan, dan berada di posisi strategis, mengambil keputusan yang bijak, mengeluarkan produk kebijakan yang juga berpihak terutama pada kelompok rentan," kata Putri.
4. Sharon usia 24 tahun yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat. Saat ini Sharon berprofesi sebagai pegawai perbankan di Indonesia. Sharon Berharap dengan mengikuti pelatihan ini dapat mengasah diri dan mental untuk menjadi pimpinan pada sebuah perusahaan.
"Saya ingin mempersiapkan mental secara jiwa dan raga, dan terlebih saya ingin berkontribusi penuh supaya saya bisa membantu kak Erick Thohir dalam mencapai target kepemimpinan perempuan, apalagi kalau kita bisa menerapkan program #girlstakeover ini di unit kerja kita masing-masing," tutur Sharon.
5. Selanjutnya adalah Sisilia usia 22 tahun yang berasal Nusa Tenggara Timur, saat ini Sisil, begitu sapaan akrabnya, berprofesi sebagai guru pendidikan anak usia dini. Sisil juga aktif dibeberapa komunitas untuk mengajar anak-anak pinggiran, kampung nelayan dan juga anak-anak kuli di Kupang.
"Harapan saya berdiri disini adalah menjadi voice the voiceless, untuk teman-teman saya di luar sana yang mungkin tidak mendapat kesempatan yang sama seperti saya, menurut saya satu hari menjabat seumur hidup menginspirasi. Ini mimpi saya, semoga saya belajar banyak dari leader, dari kak Erick Thohir, dan Dirut lain yang luar biasa tentang kepemimpinan, karena memang tujuan saya menjadi pemimpin perempuan," sambung Sisil.
6. Terakhir ada Firda yang berusia 22 tahun. Wanita asal Jawa Tengah ini memiliki disibukan dengan menjadi human resource and general affairs intern,. Selain itu Sisil juga aktif di pusat studi gender di Yogyakarta
"Harapan saya, saya ingin lebih banayk menginspirasi perempuan lagi yang selama ini merasa tertindas, mereka yang merasa tidak memiliki kesempatan, padahal kita selalu punya kesempatan, kita harus merebut peluang dan juga memanfaatkan segala kesempatan yang ada," pungkas Sisil. (RAMA)