ECONOMICS

Enggan Ikuti Shopee, Ternyata Ini Alasan Grab Hindari Opsi PHK

Yulistyo Pratomo 25/09/2022 17:06 WIB

Sejumlah startup dilaporkan ramai-ramai melakukan PHK terhadap karyawannya, namun hal ini justru dihindari oleh Grab, apa alasannya?

Enggan Ikuti Shopee, Ternyata Ini Alasan Grab Hindari Opsi PHK. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Publik baru saja dikejutkan dengan keputusan salah satu startup e-commerce, Shopee untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya. Namun, jejak ini justru dihindari oleh Grab.

Dikutip dari Reuters, Minggu (25/9/2022), perusahaan ride-hailing dan pengiriman makanan terbesar di Asia Tenggara ini, tidak membayangkan harus melakukan PHK massal seperti yang telah dilakukan beberapa pesaingnya. Mereka juga melakukan perekrutan secara selektif, sambil memperketat ambisi layanan keuangannya.

Chief Operating Officer Alex Hungate mengatakan pada awal tahun ini, Grab juga merasa was-was dengan resesi global dan "sangat berhati-hati dan bijaksana dalam perekrutan apa pun", dan sebagai hasilnya, Grab belum berada pada titik "putus asa" dalam perekrutan.

"Sekitar pertengahan tahun, kami melakukan semacam reorganisasi khusus, tetapi saya tahu perusahaan lain telah melakukan PHK massal, jadi kami tidak melihat diri kami dalam kategori itu," kata Hungate, 56, kepada Reuters dalam wawancara pertamanya sejak bergabung dengan Singapura, berbasis Grab Holdings Ltd pada bulan Januari.

Perusahaan sedang merekrut untuk peran dalam ilmu data, teknologi pemetaan, dan bidang khusus lainnya meskipun setiap perekrutan adalah keputusan yang jauh lebih besar daripada sebelumnya, katanya.

"Anda ingin memastikan bahwa kami menghemat modal. Rintangan untuk merekrut pasti telah meningkat."

Grab yang berusia satu dekade, nama terkenal di Asia Tenggara, memiliki sekitar 8.800 staf pada akhir tahun 2021. Seperti para pesaingnya, Grab telah diuntungkan dari ledakan layanan makanan selama pandemi COVID-19, sementara layanan transportasi online mengalami penurunan.

Saat ekonomi terbuka, permintaan pengiriman makanan melunak sementara ride-hailing belum sepenuhnya pulih. Valuasi teknologi juga telah turun secara dramatis dan inflasi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kenaikan suku bunga telah muncul sebagai risiko.

Dalam beberapa pekan terakhir, Shopee memangkas sejumlah karyawan di berbagai negara termasuk Indonesia, serta menutup beberapa operasi di luar negeri setelah induk Sea melaporkan kerugian yang semakin besar dan membatalkan perkiraan e-commerce tahunannya. (TYO)

SHARE