ECONOMICS

Erick Thohir Akan Beli Peternakan Sapi Belgia, Anggota DPR: Tak Tepat Dalam Jangka Panjang

Suparjo Ramalan 20/04/2021 06:23 WIB

Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, untuk melakukan impor sapi Belgia tidak mendapatkan dukungan penuh dari parlemen.

Erick Thohir Akan Beli Peternakan Sapi Belgia, Anggota DPR: Tak Tepat Dalam Jangka Panjang. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, untuk melakukan impor sapi Belgia tidak mendapatkan dukungan penuh dari parlemen. Pasalnya, kebijakan tersebut hanya bermanfaat dalam jangka pendek yang menunjukkan kegagalan pemerintah dalam melakukan swasembada sapi.

Anggota Komisi VI DPR, Amin Ak menilai, pembelian peternakan sapi di luar negeri adalah solusi jangka pendek (exit strategy). Hal itu tidak menghilangkan kewajiban pemerintah untuk membuat roadmap swasembada daging sapi nasional dan merealisasikannya secara bertahap.

“Strategi semacam itu bagus untuk jangka pendek, namun tidak tepat dalam konteks jangka panjang. Pengelolaan peternakan yang efisien harus dikuasai oleh peternak Indonesia agar bisa swasembada daging,” ujar Amin, Senin (19/4/2021). 

Dia menilai, BUMN dapat memenuhi sebagian kekurangan pasokan daging dalam negeri dan sebagian keuntungan dari transaksi bisnis ini bisa masuk ke Kas Negara. Selain itu, pembelian sapi luar negeri diyakinì mengurangi ketergantungan impor daging yang selama ini dilakukan oleh sebagian pihak swasta. 

"BUMN yang ditunjuk bisa menjalankan misi alih kemampuan teknologi peternakan sapi dari negara yang sudah maju industri peternakannya agar bisa diterapkan di dalam negeri," katanya.

Kelebihan sistem peternakan sapi di negara maju seperti Belgia dan Australia adalah kemampuan mereka menghasilkan daging sapi yang berkualitas dengan harga yang lebih murah.

Dia menikai, beberapa tahun ke depan kebutuhan memenuhi daging sapi secara mandiri akan cukup sulit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi potong pada tahun 2020 mencapai 17,5 juta ekor. Merujuk data kementerian pertanian, dari populasi tersebut, hanya sekitar 25 persen saja yang siap potong.

Sementara kualitas sapi lokal hanya mampu memasok sekitar 400.000 ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi nasional mencapai 700.000 ton, maka dibutuhkan tambahan 1,7 juta ekor sapi siap potong setiap tahunnya.

"Karena itu, sebagai solusi jangka pendek, rencana Menteri Erick cukup realistis. 

Dia meminta  pemerintah membuat roadmap pemenuhan daging sapi nasional dengan cara swasembada. Kementerian terkait harus duduk bersama dan bersinergi agar roadmap tersebut bisa berjalan dengan baik.

Menurut Amin, yang harus dilakukan adalah menyiapkan lokasi dan lahan yang tepat dan mencukupi untuk pengembangan peternakan dengan konsep food estate. Di Australia, sapi tumbuh di hamparan padang rumput yang luas sehingga biaya produksinya jauh lebih efisien.

“Jadi untuk jangka panjang ada empat hal yang harus disiapkan untuk mencapai swasembada daging yaitu lahan peternakan yang cukup, bibit unggul, sistem peternakan yang efisien, juga sistem logistik atau distribusi yang efisien,” tutur dia. (TYO)

SHARE