ECONOMICS

Erick Thohir Bidik Dana Awal Indonesia Water Fund Rp15 Triliun, Ini Sumbernya

Suparjo Ramalan 17/10/2022 13:11 WIB

Target awal, IWF akan mengelola dana sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp15 triliun dari mitra strategis untuk memperbaiki akses air bersih bagi 40 juta jiwa.

Erick Thohir Bidik Dana Awal Indonesia Water Fund Rp15 Triliun, Ini Sumbernya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan dana awal yang dikelola Indonesia Water Fund (IWF) sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp15 triliun. 

Dana tersebut bersumber dari non APBN atau berasal dari mitra strategis pemerintah. Adapun Indonesia Water Fund diinisiasi oleh Kementerian BUMN melalui sinergi Holding BUMN Danareksa (Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta 1, dan Perum Jasa Tirta 2) untuk menghadirkan sambungan air ke berbagai wilayah di Indonesia.

“Target awal, IWF akan mengelola dana sebesar USD1 miliar atau sekitar Rp15 triliun dari mitra strategis untuk memperbaiki akses air bersih bagi 40 juta jiwa rakyat Indonesia," ungkap Erick saat gelaran SOE International Conference, Muda Dua, Bali, Senin (17/10/2022)

Erick mengungkapkan, IWF fokus pada tiga pilar yang menawarkan pendekatan investasi dengan manfaat berkelanjutan dan menghadirkan akses yang terintegrasi dari hulu ke hilir. IWF dapat dijalankan sesuai dengan model investasi yang sesuai dengan profil investor dengan skema yang mudah direplikasi di seluruh Indonesia.

Dia mencatat peran mitra strategis dibutuhkan dalam program IWF untuk mencapai hasil yang optimal dalam proses pengoperasiannya.

"Prinsip IWF diantaranya penyediaan platform investasi yang mudah direplikasi, sehingga penambahan sambungan rumah untuk percepatan akses air bersih akan dapat terus menerus ditingkatkan," ujar dia.

IWF digadang-gadang menjadi solusi untuk pemerataan akses air bersih, mempercepat penyediaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, dan efisien bagi masyarakat, sekaligus memperluas cakupan layanan air bersih nasional. 

“IWF merupakan upaya untuk memaksimalkan PDB Indonesia, karena pasokan air yang tidak cukup akan berpotensi mengurangi PDB Indonesia sebesar 2,5 persen pada 2045,” jelas Erick.

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2021 mencatat rumah tangga dengan akses air minum layak baru mencapai 90,8 persen, di mana sekitar 12 persen rumah tangga memiliki akses air minum aman, dan kurang lebih 19 persen memiliki akses air minum perpipaan.

Berdasarkan data dari Danareksa Research Institute, konsumsi air semakin meningkat sejalan dengan peningkatan populasi. Namun, kelangkaan air menjadi masalah besar di beberapa negara dan bersamaan dengan kualitas air yang kurang baik menjadi penyebab penyebaran penyakit.

Erick menilai isu kelangkaan dan kualitas air harus menjadi prioritas. Realisasi investasi atau pembiayaan untuk sektor pengairan dan sanitasi belum memenuhi sesuai kebutuhan. 

IWF merupakan alternatif pembiayaan sektor pengairan di Indonesia yang melibatkan BUMN, pihak swasta, dan investor. Dengan skema sumber dana tersebut diharapkan dapat meringankan beban APBN

(DES)

SHARE