ECONOMICS

Erick Thohir Buka-bukaan Alasan Pangkas Sejumlah BUMN

Suparjo Ramalan 08/12/2021 10:32 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir berambisi untuk melakukan pemangkasan terhadap jumlah perusahaan pelat merah yang bernaung di bawahnya.

Erick Thohir Buka-bukaan Alasan Pangkas Sejumlah BUMN. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri BUMN Erick Thohir berambisi untuk melakukan pemangkasan terhadap jumlah perusahaan pelat merah yang bernaung di bawahnya. Mulai dari langkah efisiensi perseroan sekaligus menciptakan holding BUMN yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar global.

Sampai dengan saat ini, ada 74 anak dan cucu perusahaan yang telah ditutup Kementerian BUMN. Upaya itu sekaligus memperkuat supply change karena dia melihat sudah terlalu banyak shell-shell yang tidak efisien dan efektif dalam menjalankan bisnisnya.

“Karena terlalu banyak shell-shell company yang tidak efisien dan tidak efektif, buat apa kita punya. Kadang seperti ini, holdingnya sehat tapi ada anak-cucu yang menyedot keuntungan dari holdingnya, nah ini yang harus kita bongkar, kita stop dan kurangi. Karena apa? Kita ingin membuat holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar karena yang kita lihat sekarang ini, supply change sedang terdistrupsi, container kesulitan, harga bahan pupuk naik, sekarang kan kita harus lebih efisien agar bisa bersaing,” ujar Erick, dikutip Rabu (8/12/2021). 

Tak hanya itu, pemegang saham pun akan terus memperbaiki model bisnis BUMN. Perbaikan model dilakukan sebagai bentuk adaptasi di era disrupsi yang terjadi saat ini. Misalnya, distrupsi di bidang teknologi dan kesehatan, bisnis model BUMN juga harus berubah.

Erick juga mencontohkan, perubahan bisnis model yang dilakukan dalam rangka efisiensi adalah dengan refocusing BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi (tel-co). Saat ini, Telkom memfokuskan model bisnis dalam bentuk B To B, sedangkan Telkomsel dalam bentuk B to C.

“Terbukti, sekarang Telkom Valuasinya, market cap-nya terus naik 6 bulan terakhir menjadi Rp411 triliun, ini sejarah buat Telkom. Sekarang market cap-nya ketika industri tel-co dipertanyakan itu sunset, tetapi Telkom bisa tetap mendapatkan pertumbuhan revenue 6.1% yaitu kurang lebih Rp106 triliun sehingga dibandingkan perusahaan-perusahaan tel-co lainnya, Telkom sekarang tetap tumbuh,” katanya. 

Konsolidasi Laba Bersih

Di lain sisi, transformasi BUMN yang dilakukan saat ini cukup membuahkan hasil. Pada tahun ini, dividen BUMN mengalami kenaikan yang cukup pesat. Data keuangan konsolidasi BUMN, pada Kuartal III-2021, dividen mencapai Rp 61 triliun meningkat empat kalu lipat dibandingkan tahun 2020 yang mencapai Rp13 triliun hingga akhir tahun.

Menurut Erick, terdapat beberapa BUMN yang menjadi penyumbang terbesar dividen, yaitu BUMN yang bergerak di bidang industri keuangan, seperti perbankan dan asuransi, industri Telekomunikasi, serta energi dan pertambangan. 

Meskipun mendapat dividen yang cukup besar, Erick tidak mau jumawa. Berbagai transformasi akan terus dilakukan sebagai bentuk kontribusi maksimal sebagai ladang pemasukan bagi negara dan penggerak perekonomian Indonesia.

“Transformasi perubahan harus kita dorong terus, jangan gara-gara sudah untung Rp61 triliun, 4 kali lipat dari tahun kemarin, (kita sudah) sudah tenang. Enggak. Ingat ini pertama kalinya Indonesia defisit anggaran lebih dari 3%. Ibu Menteri Keuangan yang menyatakan. Berarti apa? Tidak mungkin kita terus bersandar dengan pemasukan dari pajak, jadi perlu ada pemasukan lain salah satunya dividen, kita lagi usaha,” tutup Erick. (TYO)

SHARE