Erick Thohir Buka Peluang Boeing Pasok Armada Pesawat ke Garuda (GIAA)
Erick Thohir kembali membuka pintu bagi Boeing untuk memasok armada pesawat ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali membuka pintu bagi Boeing untuk memasok armada pesawat ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Menurut Erick, penambahan armada pesawat bagi Garuda Indonesia cukup krusial lantaran untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan begitu, Kementerian BUMN membuka peluang untuk melanjutkan kontrak kerja sama antara emiten berkode saham GIAA dan Boeing.
"Pengadaan pesawat itu kita bicara sama Boeing. Kita sudah punya kontrak dulu, tetapi pernah ada kejadian yang kurang baik, kalau Bapak-Ibu ingat pernah ada kecelakaan pesawat dulu, nah di situlah kita tidak menindaklanjuti kontrak tersebut," ujar Erick disampaikan saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (20/5/2025).
Boeing dinilai telah melakukan sejumlah perbaikan sistem dan teknologi pesawat. Dia memastikan seluruh negara telah memberikan lampu hijau atas peningkatan sistem dan teknologi Boeing.
"Kita kemarin salah satunya memasukkan lagi kebutuhan pesawat ini kepada mereka, tetapi bukan kontrak lama, (tapi) kontrak yang baru dengan jumlah yang sama," kata dia.
Lebih jauh, keterbatasan pesawat membuat harga tiket melambung tinggi. Erick memandang upaya menekan harga tiket tak hanya dengan melakukan efisiensi, namun juga penambahan armada pesawat.
"Ini sebagai catatan yang kita mau lihat seperti apa pengadaan-pengadaan yang bisa mereka penuhi dan ini yang kita harapkan juga untuk bisa mengisi penambahan pesawat yang ada tentu di Garuda," ujar dia.
Adapun, rencana pengadaan pesawat Boeing menjadi poin pembicara dalam negosiasi perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Selain itu, AS berharap adanya peningkatan investasi dari BUMN.
"Kalau ada pun investasi nanti pihak Danantara yang akan me-review karena memang kalau sudah investasi di sana (Danantara), tetapi yang disepakati kemarin tentu sebuah perusahaan yang sudah brownfield, memproduksi, menghasilkan, bukan yang masih eksplorasi," lanjut Erick.
(Febrina Ratna Iskana)