ECONOMICS

Erick Thohir: BUMN Beri Kontribusi pada Sepertiga Perekonomian Indonesia

Nia Deviyana 09/08/2022 11:50 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN punya peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Foto: MNC Media

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN punya peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Dia menyebut sepertiga dari perekonomian Indonesia merupakan kontribusi dari BUMN. 

Erick menjelaskan ketahanan perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global tidak terlepas dari peran BUMN yang sehat sebagai motor pemulihan ekonomi nasional.

"Kementerian BUMN memprediksi total aset BUMN telah mencapai sekitar Rp9.000 triliun di 2021 atau sekitar 53% dari PDB. BUMN yang sehat membantu mewujudkan ekonomi kerakyatan yang berbasis adil dan makmur. Masyarakat yang makmur mampu meningkatkan perekonomian Indonesia," ujar Erick melalui keterangan tertulis, Selasa (9/8/2022).

Dengan basis ekonomi kerakyatan dan juga fungsi BUMN sebagai agent of development, lanjut Erick, BUMN tetap menjalankan proyek-proyek pembangunan yang menciptakan lapangan kerja di tengah pandemi covid-19.

Perekonomian Indonesia terus tumbuh positif di 2022. Setelah tumbuh 5,01% year on year (yoy) di triwulan I 2022, perekonomian Indonesia tumbuh 5,44% yoy di triwulan II 2022. 

Angka-angka tersebut, kata Erick, mengesampingkan survei Bloomberg yang menyatakan Indonesia termasuk salah satu dari 13 negara yang punya potensi resesi di 2022.

Pertumbuhan positif ini juga berpotensi menggairahkan sektor riil Indonesia di tengah kondisi perekonomian global yang masih penuh tekanan. Sebagaimana diketahui, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Global di 2022 dari 3,6% ke 3,2% dan meningkatkan proyeksi rata-rata inflasi global di 2022 dari 7,3% ke 8,2%. 

Penurunan dari proyeksi ekonomi dan inflasi global disebabkan oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, kenaikan harga pangan dan energi dunia, dan kebijakan zero Covid-19 di Tiongkok yang menahan perbaikan gangguan rantai pasokan.

SHARE