ECONOMICS

Erick Thohir Mau Tata Ulang PLN Tapi Bukan Untuk Meliberalisasi

Suparjo Ramalan 19/01/2022 13:03 WIB

Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan langkah dirinya menata ulang roadmap PT PLN (Persero) bukan bertujuan untuk meliberalkan bisnis listrik di Indonesia.

Erick Thohir Mau Tata Ulang PLN Tapi Bukan Untuk Meliberalisasi (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan langkah dirinya menata ulang roadmap PT PLN (Persero) bukan bertujuan untuk meliberalkan bisnis listrik di Indonesia.

Menurutnya, langkah itu untuk merapikan peta jalan (roadmap) perseroan di tengah defisit batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sejak 2020 lalu. 

Erick mencatat seluruh dunia tidak mendapatkan kepastian rantai pasok batu bara. Untuk itu pemerintah akan memperbaharui rantai pasok (supply chain) batu bara lantaran Indonesia masuk dalam market global energi primer tersebut. Erick dan manajemen PLN pun telah mengadakan rapat perihal isu tersebut. 

"Barusan selesai rapat, tadi sama Dirut PLN. Kita tahu sekarang seluruh dunia tidak mendapatkan kepastian rantai pasok. Untuk itu Indonesia yang jadi market yang besar, maka kita rapikan roadmap kita termasuk transformasi PLN. Ini bukan berarti yang kadang kadang dipikirkan banyak pihak kita mau liberalisasi, tidak," ujar Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Rabu (19/1/2022).

Dia juga menjelaskan, penciptaan listrik yang berasal dari fosil, sumber daya terbarukan, angin, dan lain-lain menjadi roadmap untuk merealisasikan net zero emission (NZE) di 2060. 

Karena itu, kata Erick, transformasi bisnis PLN harus seirama dengan program net zero emission (NZE) di 2060 yang menjadi konsentrasi utama pemerintah di sektor energi. 

Konteks lain adalah sumber daya alam di dalam negeri menjadi sumber listrik dunia, ini tidak boleh hilang atau tetap dipertahankan.
 
"Jangan juga devisa kita hilang. Ini pertama kali neraca perdagangan kita USD 43 miliar positif. Dan disitu, devisa yang paling besar itu selain kelapa sawit yan batu bara. Makanya ini kan banyak ada matahari geothermal yang di banyak negara belum tentu sebanyak ini.

"Banyak teknologi dan inovasi yang sekarang air, angin matahari geothermal sudah menjadi listrik dan bisa dibaterainiin. Artinya, ini kesempatan juga, bukan hanya ini SDA saja, tetapi PLN bisa menjual listrik ke negara lain negara yang membutuhkan. Jadi ini yang kita lakukan secara konstruktif," tutup Erick. (RAMA)

SHARE