ECONOMICS

Erick Thohir Minta BUMN Farmasi Produksi Obat Herbal Murah

Suparjo Ramalan 14/10/2022 13:24 WIB

Tak hanya spesifik obat kimia, Erick Thohir juga meminta BUMN farmasi mengolah obat-obatan herbal untuk diproduksi dan bisa dijual dengan harga yang terjangkau.

Erick Thohir Minta BUMN Farmasi Produksi Obat Herbal Murah (Foto : MNC Media)

IDXChannel- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta BUMN di sektor farmasi untuk berkolaborasi agar proses produksi obat di dalam negeri lebih optimal dan terjangkau. Tak hanya spesifik obat kimia, Erick juga meminta BUMN farmasi mengolah obat-obatan herbal untuk diproduksi dan bisa dijual dengan harga yang terjangkau. 

"Saat ini perusahaan distribusi kita juga terpisah-pisah, ini harus dikonsolidasikan supaya efisien dan membuat jaringan lebih luas," kata Erick, dikutip Jumat (14/10/2022). 

BUMN farmasi yang dimaksud Erick untuk menjalankan program ini diantaranya adalah PT Kimia Farma (Persero) yang akan fokus untuk menggarap produksi obat-obatan berbahan dasar kimia agar lebih terjangkau. Kemudian PT Indofarma (Persero) akan fokus pada pengembangan obat-obatan herbal. 

Erick menjelaskan, pemetaan yang difokuskan dalam tubuh holding farmasi akan mampu menurunkan ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku yang hingga saat ini masih berada di angka 90 persen.

Selain itu, Erick juga mendorong cabang ritel Kimia Farma yang saat ini baru sebanyak 1.300 untuk ditambah jumlahnya. Berkaca dari pandemi, ritel Kimia Farma terbukti mampu mengintervensi harga masker saat terjadi ketidakseimbangan di pasar.

"Pelayanan publik juga terus ditingkatkan dengan Telemedicine bagaimana klinik dan RS kita sinergikan dan tingkatkan kualitasnya seperti saat kita intervensi kebutuhan RS internasional yang nanti Bapak resmikan pada 2024, kita punya RS kanker kelas dunia," jelas dia.

Menurutnya, faktor teknologi juga tak luput menjadi bagian penting dalam pengembangan ekosistem kesehatan. Apalagi, Indonesia ingin menempati ekosistem kesehatan yang unggul pada 2027 dengan menguasai 25 persen dari pasar kesehatan dalam negeri.

Seharusnya, permasalahan mengenai harga komoditas level konsumen bisa diselesaikan melalui intervensi harga yang bisa dilakukan oleh BUMN. Melihat dari permasalahan minyak goreng yang mana BUMN hanya memiliki tiga persen pangsa pasar. Hal ini menyulitkan BUMN saat hendak mengintervensi pasar. 

"Kalau kita penetrasi market yang sedang tidak seimbang, kita tidak kuat, tapi dengan dengan 25 persen, insyaallah kita bisa menyeimbangkan pasar. Ekosistem seperti ini yang terus kita dorong di BUMN," tandas dia.

(SLF)

SHARE