Erick Thohir Sebut China hingga Eropa Tertarik Investasi Proyek EV Battery di Indonesia
Erick Thohir mengatakan saat ini minat investasi dalam proyek EV battery di dalam negeri datang dari perusahaan raksasa asal China hingga Eropa.
IDXChannel - Sejumlah investor asing mulai menyatakan ketertarikan untuk terlibat dalam pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai (EV battery) di Indonesia. Pemerintah pun terus memproses negosiasi agar memperoleh komitmen investasi dalam waktu cepat.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan saat ini minat investasi dalam proyek EV battery di dalam negeri datang dari perusahaan raksasa asal China hingga Eropa.
Investor China yang dimaksud yaitu Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Produsen baterai ion litium ini melalui anak usahanya, Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) bekerja sama dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk menggarap proyek Dragon.
Proyek Dragon merupakan pengembangan end to end dari proyek EV battery di Indonesia. Kedua entitas tengah menyusun joint feasibility study (JFS). Kajian itu terkait hilirisasi EV battery berupa RKEF, HPAL, battery material, battery cell, dan daur ulang (recycling).
Sementara, investor Eropa yang menaruh kepercayaannya terkait rencana investasi EV battery RI adalah produsen mobil asal Jerman, Volkswagen (VW). "Itu ada dua, nomor satu itu ada yang namanya EV battery, kita dorong kerja sama dengan berbagai pihak. Ada China, CATL, kemarin juga ada juga dengan private sector Volkswagen," ungkap Erick saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, ditulis Senin (29/5/2023).
Rencananya, Volkswagen akan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Dalam proses itu, Volkswagen nantinya bermitra dengan Vale, Ford, dan produsen biji baterai asal China, Zhejiang Huayou Cobalt.
"Ada juga Ford dengan Vale, kalau jadi," katanya.
Tak hanya itu, pemerintah melalui konsorsium BUMN atau Indonesia Battery Corporation (IBC) sebelumnya mendapat komitmen investasi dari perusahaan asal Korea Selatan, LG Energy Solution (LG).
Sayangnya, komitmen tersebut hingga kini belum difinalisasi karena negosiasi antara LG dan Indonesia Battery Corporation terkait pembentukan perusahaan patungan atau joint venture (JV) belum mencapai titik temu.
Rencananya, LG akan menyampaikan perkembangan struktur kerja sama grand package kepada Kementerian BUMN dan Kementerian Investasi/BKPM pada Mei 2023.
(FRI)