Erick Thohir Sebut Merger Angkasa Pura I dan II Butuh Waktu 3 Bulan
Erick Thohir menyebut penggabungan (merger) AP I dan AP II butuh waktu 3 bulan. Proses penjajakan masih dilakukan pemegang saham.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyebut penggabungan (merger) PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I dan Angkasa Pura II (Persero) atau AP II butuh waktu 3 bulan.
Menurut dia, proses penjajakan masih dilakukan pemegang saham. Pernyataan ini sekaligus menegasikan keterangan terdahulu, di mana konsolidasi kedua operator bandara pelat merah itu bisa direalisasikan akhir 2023.
"Mengenai Angkasa Pura memang ini rencana (merger) perlu 3 bulan, jadi tahun ini sudah ada penjajakan awal," ujar Erick saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VI Jakarta, Senin (4/12/2023).
Meski belum diimplementasikan tahun ini, Erick memastikan proses remapping atau penataan ulang bandara-bandara di bawah pengelolaan AP I dan II sudah dilakukan. Hal itu sekaligus mendukung pertumbuhan pariwisata nasional.
"Konsolidasi ini kita akan coba remapping untuk membangun airport yang menjadi tujuan wisata, seperti Bali saya rasa kalau Bali sudah berubah airport-nya, kalau Jakarta belum berubah,” papar dia.
“Padahal ini salah satu traffic paling tinggi dan beberapa daerah yang mungkin airport-nya sendiri tak perlu seperti Bali dan Jakarta," lanjutnya.
Selain efisiensi bisnis, lanjut dia, merger juga akan memperkuat infrastruktur industri bandara. Dengan langkah ini bandara di Indonesia bisa naik kelas di level global. Menurutnya, Indonesia harus menyesuaikan bisnis bandaranya. Selain bisa bersaing dengan Bandara Changi di Singapura, beberapa bandara di Indonesia juga over capacity alias kelebihan kapasitas.
Bandara yang dipandang sudah over capacity adalah bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Selain itu potensi kelebihan kapasitas juga terjadi di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
“Singapura terminal terbarunya wow! Kita harus mulai adaptasi bangun bandara berskala internasional. Di Jakarta setelah Covid sudah over capacity,” ucap Erick.
“Bali juga sudah mulai over capacity. Apalagi kita lihat mandalika, Labuan Bajo jadi potensi, jadi mau enggak mau harus kita terus tingkatkan karena ini sebagai income ke depan,” sambungnya.
(FRI)