ECONOMICS

Erick Thohir Ungkap 90 Persen Obat Terapi Covid Berasal dari Impor

Suparjo Ramalan 29/07/2021 19:20 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan fakta bahwa sampai saat ini 90 persen ketersediaan obat-obatan anti parasit dan bahan bakunya berasal dari impor.

Erick Thohir Ungkap 90 Persen Obat Terapi Covid Berasal dari Impor (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan fakta bahwa sampai saat ini 90 persen ketersediaan obat-obatan anti parasit dan bahan bakunya merupakan obat-obatan yang impor. Obat tersebut digunakan untuk terapi pasien Covid-19. 

Obat yang dimaksud adalah Pafivirafir, Remdesivir, hingga Favipiravir. Meski demikian, BUMN Farmasi tengah memproduksi obat generik tersebut untuk kebutuhan masyarakat Tanah Air. 

Erick Thohir menyebut, pemerintah melalui Holding BUMN Farmasi akan tetap menggenjot produksi obat-obatan generik, meski bahan bakunya masih di impor. 

"Karena itu, kita sampaikan kemarin, kita buat terobosan gitu, dan BUMN salah satunya, bagaimana kita memproduksi obat-obat generik untuk terapi Covid-19, karena sampai sekarang obatnya belum ada. Seperti apa? Seperti Oseltamivir, Favipiravir, apa juga? Obat panas, paracetamol yang dulunya impor sekarang kita sudah bikin," ujar Erick dalam sesi wawancara dengan iNews, Kamis (29/7/2021). 

Pemerintah memastikan adanya ketersediaan pasokan obat-obatan hingga September 2021 mendatang. Obat-obatan terapi tersebut disediakan di apotek yang dikelola BUMN Farmasi. 

Adapun obat yang tersedia adalah Azitromisin diperkirakan mencapai hingga 13 juta, Zinc hampir 15 juta, Paracetamol 30 juta, Vitamin C 77 juta, Ambroxol 26 juta, Vitamin D3 sebanyak 20 juta, Oseltamivir 32 juta, dan Favipiravir 83 juta.

Sementara, obat-obatan sudah disiapkan hingga 31 Juli tahun ini berupa Azitromisin sebanyak 980.000, Zinc sebanyak 1,2 juta, Paracetamol 2,3 juta, Vitamin C 7,6 juta, Vitamin D 1,6 juta, Oseltamivir 7,7 juta, Favipiravir 4 juta, dan Avico 1,5 juta.

Untuk target produksi, kata Erick, PT Indofarma Tbk, akan memproduksi Oseltamivir sebanyak 18,4 juta butir per bulan, Favipiravir 52 juta tablet per bulan. Di lain sisi, ketersediaan obat pun akan diproduksi industri farmasi swasta. 

"Harus kita genjot terus, karena kembali tadi, 90 persen bahan bakunya impor. Ini yang harus kita rubah. Tapi kita kembali, dalam jangka pendek ini, kita tingkatkan produksi dobel, di kami, di BUMN itu, Oseltamivir, Indofarma kita sekarang tingkatkan jadi 18,4 juta butir per bulan, lalu Favipiravir 52 juta tablet per bulan, kita tingkatkan, dan saya berharap dari teman-teman swasta juga membantu, kita fokus generik," tutur dia.  (RAMA)

SHARE