ECONOMICS

Erick Thohir Yakin BUMN Masih Kuat Meski Rupiah Tembus Rp20 Ribu per USD

Suparjo Ramalan 20/05/2025 19:07 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir optimistis bisnis perusahaan pelat merah masih kokoh, sekalipun nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh Rp20 ribu per USD.

Erick Thohir Yakin BUMN Masih Kuat Meski Rupiah Tembus Rp20 Ribu per USD. (Foto iNews Media Group)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis bisnis perusahaan pelat merah masih kokoh, sekalipun nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh Rp20 ribu per USD.

Pernyataan tersebut disampaikan Erick saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Proyeksi ketahanan BUMN berdasarkan hasil stress test atau uji ketahanan terhadap bisnis perseroan negara, imbas tekanan ekonomi global dan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

"Sampai fluktuasi USD per Rp20 ribu, kita insyaallah masih kuat, ya kita tidak mau Rp20 ribu, cuma kalau sampai (terjadi) dengan kinerja hari ini, revenue, neraca perdagangan trade, profitabilitas tentu yang sehat Rp16 ribu,” ujar Erick.

“Yang Rp20 ribu yang sesak napas, cuma kalau sampai (USD) Rp20 ribu, kita dalam keadaan yang masih baik,” katanya.

Kementerian BUMN telah melakukan stress test terhadap perusahaan pelat merah. Erick mencatat, dari hasil stress test setidaknya ada sepuluh perusahaan dinyatakan baik atau sehat.

Beberapa BUMN dalam kondisi baik adalah Himbara, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Pertamina (Persero), Holding BUMN Industri Pertambangan (MIND ID).

"Untuk stress test kita sudah jalankan, dari sepuluh perusahaan yang kita deteksi sejauh ini masih baik, yaitu Himbara, Telkom, MIND ID, Pertamina, semua dalam kondisi, hasil stress test, baik," kata dia.

Uji ketahanan dilakukan sebelum pemberlakuan tarif impor resiprokal AS. Erick memastikan bila tarif timbal balik diberlakukan saat ini, tidak berdampak signifikan bagi bisnis perusahaan.

"Kalau pun (tarif impor AS berlaku) dari hasil stress test kita, dampaknya tidak sedalam yang pernah kita takutkan," ujar Erick.

Dia mengaku tidak bisa membuka hasil uji ketahanan BUMN lantaran bersifat sebagai data internal. Namun, akan menyerahkan laporan itu kepada pimpinan Komisi VI DPR RI.

"Kalau stress test mungkin karena ini data internal, kita bisa berikan secara tertutup kepada pimpinan untuk nanti bisa dibicarakan di dalam karena ini kan memang data yang tertutup," katanya.

(Dhera Arizona)

SHARE