ECONOMICS

ESDM: Proses Dokumen Rencana Investasi Komprehensif JETP Sudah 80 Persen

Atikah Umiyani/MPI 10/08/2023 20:30 WIB

Dokumen rencana investasi komprehensif (CIPP) terkait pendanaan transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP), prosesnya sudah 80 persen.

ESDM: Proses Dokumen Rencana Investasi Komprehensif JETP Sudah 80 Persen. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, dokumen rencana investasi komprehensif (Comprehensive Investment and Policy Plan/CIPP) yang akan diserahkan kepada International Partners Group (IPG) terkait pendanaan transisi energi Just Energy Transition Partnership (JETP), prosesnya sudah menyentuh angka 80 persen.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, pihaknya bersama sekretariat JETP melakukan pertemuan setiap minggu untuk membahas soal dokumen yang akan diberikan kepada pemerintah Indonesia dan juga IPG pada 16 Agustus 2023.

"Kita kan tiap minggu ketemu ya untuk cek dan sebagainya untuk menuju ke tanggal 16. Karena kan tanggal 16 kita akan menyampaikan itu, Sekretariat JETP ini akan menyampaikan dokumen ke pemerintah Indonesia dan ke IPG. Nah ini dokumennya sedang kamui siapkan. Nah itu angkanya sudah 80 persen," tutur Dadan ketika ditemui di kantornya, Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Sebelumnya, Ketua JETP Edo Mahendra mengungkapkan dokumen CIPP ini akan bersifat living document sehingga dapat terus disesuaikan dengan kebutuhan.

Edo menuturkan, CIPP yang akan disampaikan pada 16 Agustus itu berisi rencana investasi dana US$20 miliar yang sudah disepakati saat G20 pada November silam.

"(Jadi) KPI JETP itu apasih? Untuk sekarang itu deliver CIPP setelah itu deliver 5 working grup analittical dan bahasa saya metamonitoring kenapa? karena kita mau memastikan bahwa US$20 billion itu beneran bisa turun dan kita bisa juga berdaptasi dengan perubahan eksternal yang ada," terangnya beberapa waktu lalu.

Salah satu perubahan eksternal yaitu kemungkinan menurunnya biaya proyek transisi energi yang disebabkan oleh suku bunga yang rendah kemudain green taxonomy yang semula merah menjadi hijau.

"Itu pasti sudah antri nanti, kan we never know, saya tidak tahu. Kalau ekonom kerjanya cuman bikin proyeksi terus bulan depan menjelaskan kenapa forecast mereka salah. Kaya gitu saya tidak tau, tapi saya tidak bisa nebak soalnya, nah maka itu dokumennya akan jadi living document-nya," tukas Edo. 

(YNA)

SHARE