ESDM Sebut Tambang Bawah Tanah akan Jadi Tren Pertambangan di Masa Depan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi tren tambang bawah tanah akan semakin banyak di masa mendatang.
IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi tren tambang bawah tanah akan semakin banyak di masa mendatang. Hal ini mengingat semakin sedikitnya cadangan dekat permukaan.
"Tren tambang bawah tanah akan semakin banyak di masa depan, mengingat semakin sedikitnya cadangan dekat permukaan," ujar Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM Irwandy Arif dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Sabtu (23/12/2023).
Dia menerangkan, meski berbiaya investasi lebih tinggi dalam kegiatan pertambangan, namun memiliki risiko kerusakan yang lebih kecil dibandingkan dengan tambang permukaan.
"Namun memiliki peluang pengurangan risiko dampak lingkungan dimana dampak lingkungan yang muncul lebih kecil dari tambang permukaan," jelas dia.
Namun demikian diakuinya, biaya operasi tambang bawah tanah lebih tinggi dikarenakan adanya tambahan biaya untuk ventilasi, penyanggaan, dan sebagainya.
Ia bilang, biaya operasional tambang bawah tanah kira-kira dua kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka. Biaya modal/kapital tambang bawah tanah kira-kira 3-4 kali lebih mahal dibandingkan tambang terbuka.
"Biaya penambangan bawah tanah memang lebih besar dari tambang terbuka, tapi dengan adanya disruption technologies beberapa biaya bisa terpangkas terbuka," jelas Irwandy.
Irwandy mengungkapkan, peluang dan masa depan tambang bawah tanah di Indonesia akan semakin meningkat karena berbagai hal antara lain semakin berkurangnya deposit (cebakan) berkadar tinggi pada atau dekat permukaan untuk ditambang.
Dengan kata lain, bertambahnya kedalaman deposit akan menyulitkan bila ditambang dengan sistem tambang terbuka karena terbatas oleh Stripping Ratio dan ditemukannya teknologi baru dalam peralatan Tambang Bawah Tanah.
"Pengetatan dan pembatasan mengenai masalah-masalah lingkungan, serta berkurangnya mobilitas peralatan mekanik pada tambang terbuka apabila penambangan semakin dalam menjadi alasan selanjutnya," tegasnya.
Potensi tambang batubara bawah tanah di Indonesia masih sangat besar misalnya di Barito & Asam-Asam Basins dengan 6 Block yang ada potensi yang terdapat di dalamnya dengan total potensi 530.711 MTon di Kutai dan Tarakan Basins dari 13 Block yang ada terdapat potensi 12,344.515 MTon dan di South Sumatera Basins dari 20 Block yang ada terdapat potensi total 20,658.330 MTon batu bara.
Saat ini, selain PT Sumber Daya Energi (SDE) yang baru saja meresmikan produksi pertama tambang bawah tanah, terdapat 15 perusahaan tambang batu bara bawah tanah lainnya di Indonesia antara lain, CV Air Mata Emas dan PT Nusa Alam Lestari di Sumatera Barat, PT Merge Mining Industri Kalimantan Selatan, PT Kusuma Raya Utama di Bengkulu, PT Gerbang Daya Mandiri Kalimantan Timur, PT Sumber Daya Energi, PT Vipronity Power Energy, PT Sugico Pendragon Energi dan PT Indonesia Multi Energi di Kalimantan Selatan.
(YNA)