ECONOMICS

FEKDI x IFSE 2025 Tegaskan Frugal Innovation Digital Sebagai Motor Utama Penguatan Ekonomi Inklusif

Anggie Ariesta 03/11/2025 11:06 WIB

Gelaran akbar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Indonesia Fintech Summit Expo 2025 (FEKDI x IFSE 2025) resmi ditutup.

FEKDI x IFSE 2025 Tegaskan Frugal Innovation Digital Sebagai Motor Utama Penguatan Ekonomi Inklusif. (Foto: doc.Bank Indonesia)

IDXChannel - Gelaran akbar Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia dan Indonesia Fintech Summit Expo 2025 (FEKDI x IFSE 2025) resmi ditutup dengan penegasan bahwa inovasi digital adalah penggerak utama dalam transformasi ekonomi dan keuangan digital (EKD) di Tanah Air. Kolaborasi yang mengusung semangat whole of nation approach ini menjadi wadah sinergi lintas sektor menuju Indonesia Emas 2045.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan bahwa inovasi digital merupakan pilar fundamental dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2030, yang bertujuan menciptakan ekosistem pembayaran yang inklusif, cepat, mudah, murah, aman, dan andal.

Perry memperkenalkan konsep Frugal Digital Innovation, yaitu inovasi yang memanfaatkan digitalisasi untuk menghasilkan solusi tepat guna, efisien, dan praktis diimplementasikan.

"Kalau kita sebut frugal innovation, bagaimana bisa mendekatkan dari produsen ke konsumen. Penyederhanaan mata rantai sehingga semakin dekat," ujar Perry dalam FEKDI x IFSE 2025 di Hall B JICC Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Menurut Perry, inovasi BI berfokus pada peningkatan efisiensi, inklusivitas, keseimbangan antara inovasi dan manajemen risiko, serta perlindungan konsumen. Untuk mendukung hal ini, BI berencana mengembangkan Digital Innovation Center (DIC) sebagai ruang kolaborasi strategis antara regulator, industri, pemerintah, akademisi, dan lembaga riset. DIC diharapkan dapat mendukung inovasi berdaya saing global dan penyerapan tenaga kerja melalui penguatan talenta digital.

"Itulah hari ini mari kita terus mendorong digital inovasi dan tentu saja sebagai salah satu yang hari ini kita akan fokus, yaitu adalah ekosistem ekonomi keuangan digital yang memang serba digital," ungkap Perry.

Sependapat dengan Perry, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa mekanisasi teknologi sangat penting, terutama di sektor pangan. 

Zulhas menilai kemajuan suatu negara bergantung pada pengelolaan sumber daya dan produktivitas. Frugal innovation menjadi kunci dalam optimalisasi rantai nilai, terutama di sektor pertanian dan pangan, guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

“Biayanya sangat rendah dan meningkatkan produktivitas ekonomi kita. Dari petani sampai konsumen harganya juga rendah. Berbagai keterbatasan kita pecahkan melalui frugal innovation, yaitu melalui digitalisasi," ujar Zulhas.

(Foto: doc. Bank Indonesia)

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengapresiasi dukungan dan komitmen seluruh pihak terhadap digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia, menyoroti bahwa FEKDI x IFSE 2025 adalah manifestasi nyata dari semangat whole of nation approach.

"Acara ini kenapa menjadi kebanggaan kita? Karena ini menjadi suatu wadah dalam pengembangan digitalisasi di sektor keuangan ataupun non-sektor keuangan," ungkap Destry.

Gelaran ini semakin meluas dengan melibatkan berbagai kementerian koordinator dan kementerian teknis lainnya. Pada hari penutupan, acara diwarnai dengan casual talk bertema "Artificial Inteligence and Frugal Innovation: Jalan Baru untuk Pemberdayaan Ekonomi Inklusif," serta pengumuman pemenang QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI) 2025 dan BI–OJK Hackathon 2025

"Mari terus dukung sinergi, inovasi, dan inisiatif kebijakan dalam membangun ekosistem ekonomi dan keuangan digital untuk bersama menuju Indonesia Emas 2045," tutup Destry.

(Shifa Nurhaliza Putri)

SHARE