ECONOMICS

FOMC Makin Dekat, The Fed Diprediksi Pangkas Suku Bunga 25 Bps Pekan Depan

Dinar Fitra Maghiszha 06/12/2025 07:30 WIB

Investor pasar keuangan global fokus terhadap keputusan suku bunga The Fed pada pekan depan.

Investor pasar keuangan global fokus terhadap keputusan suku bunga The Fed pada pekan depan. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Investor pasar keuangan global fokus terhadap keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) pada pekan depan.

Ekspektasi terhadap pelonggaran moneter meningkat, menjelang pengumuman Fed Fund Rate dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 9-10 Desember 2025.

"Ada probabilitas 89,2 persen the Fed memangkas suku bunga 25 bps," ujar Analis Mirae Asset Sekuritas, Farras Farhan dalam Indonesia Daily Focus, Jumat (5/12/2025).

Menurut Farhan, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter ini telah mendorong penguatan sejumlah aset global. Sentimen ini telah mendukung kenaikan harga emas, dan mengangkat indeks saham di Amerika Serikat dan Asia.

Di pasar domestik, ekspektasi pemangkasan suku bunga global turut menjadi salah satu sentimen yang mempengaruhi arah kebijakan Bank Indonesia.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto menilai, harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter membuka ruang stimulus yang lebih efektif. Langkah ini perlu diambil untuk menjaga permintaan domestik tetap hidup di tengah tantangan daya beli.

"Pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dan anggaran besar untuk program pemerintah yang bertumpu pada pelaksanaan MBG, akan mendukung permintaan domestik," katanya.

Berdasarkan proyeksi Mirae Asset, ekonomi nasional diperkirakan tumbuh 5,3 persen pada 2026 dan 5,4 persen pada 2027, dengan inflasi stabil di kisaran 2,5 persen. Nilai tukar rupiah juga diproyeksikan menguat menuju Rp16.500 per dolar AS pada akhir 2026, seiring melemahnya indeks DXY dan membaiknya koordinasi kebijakan fiscal moneter.

Perubahan kebijakan moneter The Fed dinilai akan berdampak pada dinamika aliran modal asing serta kondisi likuiditas global.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE