Ganasnya Dampak Varian Delta, Guru Besar UI: Kasus Covid-19 Naik 10 Kali Lipat Sebulan
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama menyoroti kasus Covid-19 di Tanah Air yang naik 10 kali lipat dalam sebulan.
IDXChannel - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama pun menyoroti kasus Covid-19 di Tanah Air yang naik 10 kali lipat hanya dalam sebulan.
“Saya selalu lebih senang menggunakan data 15 Mei di mana kasus baru sehari ada 2.300, kemarin naik 9 kali lipat. Atau kalau mau lebih lebih ekstrem lagi naik hampir 10 kali lipat dalam waktu 1 bulan,” ungkap Tjandra dalam keterangannya, Selasa (29/6/2021).
Tjandra yang pernah menjabat sebagai Mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara dan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan juga mengingatkan bahwa peningkatan kasus Covid-19 yang tajam ini salah satu penyebabnya ada varian Delta.
“Saya sangat setuju bahwa varian Delta ini tentu harus diwaspadai, akan tetapi kita tahu bahwa kenaikan biasanya tidak hanya satu faktor. Ada beberapa faktor, satu diantara yang sekarang adalah memang varian Delta,” katanya.
Tjandra menjelaskan bahwa World Health Organization (WHO) telah mengingatkan bahwa ada empat poin yang harus diwaspadai dari varian Delta ini. Pertama, varian Delta ini lebih mudah menular.
“Tentu, perkembangan ilmu terus berubah kalau tadi baca dari pernyataan WHO bahwa sebenarnya ada 4 poin yang bahwa varian Delta ini memang sudah sangat menular, terbukti sejak beberapa waktu yang lalu,” kata Tjandra.
Kedua, kata Tjandra, varian Delta ini juga menurunkan efikasi vaksin. Ketiga, bisa menimbulkan infeksi ulangan, dan keempat memperparah kondisi pasien sehingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Kemudian jelas memang menurunkan efikasi vaksin. Lalu, jelas lebih mudah infeksi ulangan, sekali lagi jelas lebih mudah masuk rumah sakit,” katanya.
Bahkan, kata Tjandra, pernyataan WHO terkait kewaspadaaan varian Delta ini selalu ada dalam laporan mingguannya. “Ini juga sudah beberapa kali keluar dari weekly report dari WHO, bisa juga dalam weekly report akan berubah lagi.”
(IND)