Gandeng Prancis, AirNav Digitalisasi Data Penerbangan
AirNav Indonesia bersiap melakukan digitalisasi data penerbangan.
IDXChannel - AirNav Indonesia bersiap melakukan digitalisasi data penerbangan. Data penerbangan yang dimaksud meliputi flight plan, rute penerbangan, kondisi cuaca, notice to airmen (NOTAM), gunung berapi, dan informasi lainnya.
Selama ini data tersebut didapatkan oleh pilot dalam bentuk cetakan kertas Pre-flight bulletin dan buku Aeronautical Information Publication (AIP).
AirNav terus menggodok penyajian berbagai data dan informasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk digital.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B Pramesti mengungkapkan dalam transisi tersebut, pihaknya menggandeng mitra dari Prancis yaitu CGX Aero. Setidaknya, ada 18 negara Asia-Pasifik yang menjadi peserta dalam workshop kali ini.
"Sebelumnya maskapai atau pilot, harus datang ke kantor untuk mendapat data, tapi sekarang dan ke depannya, tidak perlu lagi, karena bisa diunggah langsung melalui gadget atau laptop, di sana data penerbangan seluruh penerbangan bisa didapat," ujarnya pada Senin (29/1/2024).
Airnav Indonesia sebenarnya sudah memiliki berbagai aplikasi untuk menopang era digitalisasi di dunia penerbangan sejak 2020.
Salah satunya dengan meluncurkan produk aplikasi bernama Nav-earth (peta penerbangan digital pertama di Indonesia) serta aplikasi Nav-gate yaitu portal data informasi aeronautika yang dapat di akses para pelaku industri penerbangan melalui handphone atau laptop.
"Data dan informasi aeronautika dikumpulkan dalam 1 single database yang terintegrasi, adapun data yang diolah dan diproses seperti data Flight Plan, kondisi cuaca di sepanjang rute penerbangan dan bandara tujuan, Notam dan Ashtam, Pre-flight bulletin dan Post-flight report, yang kesemuanya dapat diakses melalui kedua aplikasi tersebut," lanjutnya.
Sementara itu, Chief Technology Officer and Business Development Director CGX Aero, Muhammad Ali, mengatakan dalam kolaborasi tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara yang secara bertahap melalukan perubahan dalam konektivitas data.
Pihaknya pun memberikan dukungan untuk bisa membuat sistem berkelanjutan yang bertujuan mengoptimalkan keselamatan penerbangan.
"Kolaborasi ini menjadi hal yang penting, karena lalu lintas penerbangan semakin padat dan kita harus memastikan kalau nantinya lebih aman, up to date dan digital, karena jika masih menggunakan kertas maka akan memakan waktu cukup lama, dan menguras tenaga. Sehingga, transformasi ini menjadi tantangan untuk memberikan nilai," ungkapnya. (NIA)