ECONOMICS

Gapki Sebut Produksi CPO Disalip Minyak Bunga Matahari

Tangguh Yudha/MPI 15/07/2024 12:50 WIB

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) menyoroti produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang terus turun.

Gapki Sebut Produksi CPO Disalip Minyak Bunga Matahari. (Foto: MNC Media(

IDXChannel - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) menyoroti produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang terus turun. Bahkan, produksi CPO sudah disalip minyak bunga matahari (sunflower oil).

Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan, produksi CPO sejak Januari-Mei 2024 mencapai 22,1 juta ton, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu 22,8 juta ton. 

Pada tahun lalu, produksi CPO Indonesia mencapai 50 juta ton. Sementara total produksi minyak bunga matahari secara global tahun ini diperkirakan mencapai 58,5 juta ton.

Eddy menyoroti, penurunan produksi CPO justru terjadi di tengah kenaikan konsumsi sebesar 300 ribu ton year-to-date (ytd). Selain itu, tingkat produktivitas CPO jauh lebih tinggi daripada sunflower oil.

"Saya baru kembali dari China, ada pertemuan di sana, ternyata memang minyak sawit kita sedikit kurang kompetitif dibandingkan minyak bunga matahari, mereka justru lebih kompetitif," kata Eddy dalam sebuah wawancara, Senin (15/7/2024).

"Ini harus menjadi perhatian kita semua kenapa minyak kelapa sawit melemah. Kenapa minyak bunga matahari yang secara produktivitasnya jauh lebih rendah dari sawit, sawit bisa sampai empat ton (per hektare), bunga matahari di bawah 500 kg" katanya.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah menilai, Indonesia seharusnya tidak terlena dengan predikat negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar. Dia menyarankan pemerintah untuk terus mendorong produktivitas CPO.

"Karena kecenderungan memang negara negara seperti Indonesia terkait dengan CPO kita bisa terlena, kita adalah produsen terbesar, tapi kita tidak mampu menjaganya, merawatnya. Karena merawat di tengah berhentinya peningkatan lahan, yang harus kita tingkatkan adalah produktivitas dari lahan yang tersedia," ujar Piter.

Menurut Piter, tantangan utama yang dihadapi di industri sawit adalah penuaan pohon. "Makanya kita sendiri harus punya cara bagaimana mencoba untuk meremajakan pohon sawit yang kita miliki, nah ini yang saya kira masih belum sepenuhnya bisa kita lakukan secara lebih efektif," katanya.

(RFI)

SHARE