ECONOMICS

Gara-Gara Ekspor Lesu, Transaksi Berjalan RI Catatkan Defisit di Kuartal-II 2023

Maulina Ulfa - Riset 22/08/2023 13:20 WIB

Transaksi berjalan RI mengalami defisit di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta kenaikan permintaan domestik.

Gara-Gara Ekspor Lesu, Transaksi Berjalan RI Catatkan Defisit di Kuartal-II 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Transaksi berjalan RI mengalami defisit di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta kenaikan permintaan domestik pada kuartal II-2023.

Defisit transaksi berjalan mencapai USD1,9 miliar atau 0,5 persen dari PDB, setelah membukukan surplus USD3,0 miliar atau setara 0,9 persen dari PDB pada triwulan sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Menurut Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia mengatakan defisit itu terjadi di tengah kondisi penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global serta berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik.

“Surplus neraca perdagangan nonmigas masih tinggi meski lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi ekspor nonmigas yang menurun sejalan dengan penurunan harga komoditas dan perlambatan ekonomi global, sedangkan impor menurun terbatas di tengah kondisi membaiknya aktivitas ekonomi domestik,” ujar Erwin Haryono, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI pada Selasa (22/8).

BPS mencatat, nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2023 mencapai USD128,66 miliar atau turun 8,86 persen dibanding periode yang sama 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai USD120,82 miliar atau turun 9,32 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Juni 2023 terhadap Mei 2023 terjadi pada komoditas bahan bakar mineral sebesar USD441,3 juta (11,54 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati sebesar USD834,9 juta (43,68 persen).

Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit yang masih terkendali seiring dampak tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

BI juga mencatat, defisit neraca perdagangan migas meningkat dipengaruhi tingginya konsumsi BBM sebagai dampak naiknya mobilitas dan kebutuhan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). (ADF)

SHARE