ECONOMICS

Gara-Gara Inflasi, Biaya Pasokan Suku Cadang Ford Membengkak Rp15 Triliun

Tim IDXChannel 23/09/2022 10:41 WIB

Ford Motor menegaskan ekspektasinya di tahun 2022 yang disesuaikan dengan pendapatan sebelum bunga dan pajak antara USD11,5 miliar sampai USD12,5 miliar.

Gara-Gara Inflasi, Biaya Pasokan Suku Cadang Ford Membengkak Rp15 Triliun (foto: MNC Media)

IDXChannel - Lonjakan inflasi benar-benar memantik dampak turunan (domino's effect) yang demikian luas. Tak terkecuali di industri otomotif dunia.

Raksasa otomotif dunia asal Amerika Serikat (AS), Ford Motor, baru-baru ini mengeluhkan biaya pasokan suku cadang yang membengkak hingga USD1 miliar, atau sekitar Rp15 triliun, lantaran dipicu tingginya inflasi.

"Berdasarkan negosiasi baru-baru ini, biaya pemasok terkait inflasi selama triwulan III-2022 akan berjalan sekitar USD1 miliar lebih tinggi dari perkiraan semula," tulis manajemen Ford, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (20/9/2022).

Sebagai produsen mobil terbesar kedua di AS, Ford Motor menegaskan ekspektasinya di tahun 2022 yang disesuaikan dengan pendapatan sebelum bunga dan pajak antara USD11,5 miliar sampai USD12,5 miliar. Namun, nilai tersebut belum memperhitungkan biaya pemasok suku cadang yang rupanya melonjak signifikan.

Menghadapi kekurangan pasokan suku cadang yang tak menentu akan menghasilkan jumlah kendaraan yang lebih tinggi dari perkiraan. Karenanya, pihak Ford yakin untuk memproduksi 40.000 hingga 45.000 kendaraan selama triwulan IV-2022 mendatang.

Kendaraan yang diproduksi itu sebagian besar berjenis truk dan SUV dengan margin yang tinggi. Khusus bulan Juli lalu, hasil penjualan triwulan II-2022 banyak terbantu oleh penjualan kendaraan dengan margin tinggi. Sementara sebagian lagi diimbangi dengan biaya dan pengeluaran komoditas yang lebih tinggi. 

Ford memperkirakan biaya komoditas ke depan masih akan naik sebesar USD4 miliar di sepanjang tahun ini, sehingga menambah pekerjaan manajemen untuk mengimbangi biaya yang melonjak. Pihak Ford mengatakan pada Juli lalu telah menghadapi gangguan rantai pasokan yang berkelanjutan.

"Para pemasok telah bekerja tanpa henti selama COVID. Kami melihat hasil dari tekanan dalam rantai pasokan," ujar Chief Financial Officer Ford, John Lawler, dalam laporan tersebut.

Ford telah menghadapi masalah rantai pasokan selama dua tahun terakhir yang telah berulang kali menunda produksi kendaraan, seringkali karena kekurangan chip semikonduktor. Terpantau saham Ford juga mengalami penurunan 4,4 persen menjadi USD14,27 dalam perdagangan sebelumnya.

Penulis: Ribka Christiana

SHARE