Gawat! 20 Negara Minta Bantuan Pangan ke IMF
Puluhan negara yang sebagian besar berada di Benua Afriak tersebut diketahui mengalami kesulitan pangan sekaligus menghadapi inflasi tinggi.
IDXChannel - Direktur International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva mengungkapkan, setidaknya 20 negara yang mayoritas berada di Benua Afrika meminta bantuan pangan.
Puluhan negara tersebut diketahui mengalami kesulitan pangan sekaligus menghadapi inflasi tinggi. IMF pun menyetujui New Food Shock Borrowing Windows bagi negara yang meminta bantuan pangan ini.
Georgieva juga sedang berdiskusi dengan Tunisia dan Mesir lantaran kedua negara ini tengah mengalami kesulitan dalam menghadapi krisis ekonomi.
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa dengan kedua negara kita berada dalam tahap membahas perjanjian tingkat staf, apakah itu akan terjadi dalam beberapa hari atau minggu, sulit diprediksi tetapi akan segera terjadi," kata Georgieva dilansir dari Reuters, Kamis (6/10/2022).
“Kami (IMF) sedang melihat program-program yang cukup besar. Ukuran pastinya selalu ditentukan melalui negosiasi dan diselesaikan dengan pihak berwenang," sambung dia.
Meski demikian, ia menilai negara di dunia dapat menghindari resesi global jika konsisten melakukan pengetatan kebijakan moneter. Adapun pengetatan moneter dapat menekan krisis biaya hidup sebagian masyarakat.
"Jadi Anda memiliki kebijakan moneter yang menginjakkan kaki di rem dan kebijakan fiskal yang menginjakkan kaki di pedal gas," kata
Karena itu, dibutuhkan ketegasan dari bank sentral lantaran inflasi semakin sulit dikendalikan. Jika semakin tak terkendali, kelompok miskin bahkan negara miskin di dunia akan bertambah.
"Kami memang membutuhkan ketegasan dari bank sentral. Mengapa? karena inflasi sulit dikendalikan, dan hal ini buruk untuk pertumbuhan ekonomi dan sangat buruk bagi orang miskin. Inflasi adalah pajak bagi orang miskin," terang dia.
Sementara itu, PBB telah memberikan peringatan tentang dampak serius dari resesi global akibat kebijakan moneter untuk negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Hal ini agar menyadarkan banyak negara untuk membuat strategi ekonomi baru, seperti Windfall tax (pajak tidak terduga dari keuntungan perusahaan yang tidak terduga), Supply-side efforts (mendapatkan keuntungan dengan menurunkan pajak), dan spekulasi pasokan barang dan jasa.
(DES/Akhmad Fajar)