Geber Produksi Sawit, RI Berencana Impor Serangga dari Afrika
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berencana mengimpor varietas terbaru kumbang penyerbuk sawit dari Kamerun.
IDXChannel - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berencana mengimpor varietas terbaru kumbang penyerbuk sawit dari Kamerun, Afrika yaitu Elaeidobius Kamerunicus Faust untuk menggenjot produksi.
"Sebagai peningkatan produktivitas ke depan, GAPKI bersama Ditjen Perkebunan didukung BPDPKS mulai tahun ini melakukan eksplorasi sumber daya genetis baru kelapa sawit dan mengupayakan mendatangkan serangga penyerbuk baru dari Afrika," jelas Ketua Umum GAPKI Eddy Martono dalam konferensi pers Syukuran Ulang Tahun GAPKI ke-43 tahun, di Ayana Midplaza, Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Eddy mengungkapkan, serangga penyerbuk yang dipakai saat ini sudah dari jaman Belanda. Akibatnya, produksi sawit relatif stagnan selama 2019-2022, hanya pada 2023 sedikit lebih tinggi mencapai 50,07 juta ton atau naik 7,15% karena adanya penambahan areal tanaman menghasilkan (TM).
"Karena perlu diketahui serangga penyerbuk yang sekarang ada sudah dari jaman Belanda, ternyata serangga yang sekarang ini kalau hujan sedikit sudah malas tidak mau keluar. Ini salah satunya kita akan mendatangkan serangga yang justru kalau hujan lebih giat untuk melakukan penyerbukan. Ini akan kita lakukan," tutur Eddy.
Dengan dukungan pemerintah melalui Kementan dan BPDPKS, Eddy berharap Elaeidobius anyar ini bisa didatangkan pada tahun ini.
"Kita sudah kerja sama insyaallah tahun ini mudah-mudahan sudah bisa kita datangkan penyerbuk baru, didukung oleh pemerintah melalui Kementan dan BPDPKS," urainya.
Dengan begitu volume produksi sawit nasional ditargetkan bisa naik 5% di 2024 dan mencapai 100 juta ton pada 2045. Produksi dikejar juga untuk memenuhi konsumsi dalam negeri yang terus meningkat.
"Selalu kita khawatir di sini kalau produksi tidak kejar, konsumsi naik terus ini warning buat kita karena nanti akan terjadi persaingan antara pangan dan energi," jelas Eddy.
Senada, Sekretaris Jenderal Gapki Hadi Sugeng mengungkapkan bahwa penyerbukan sawit mayoritas atau 90% dilakukan oleh Elaeidobius dan 10% oleh angin. Katanya, produktivitas penyerbukan oleh Elaeidobius eksisting telah menurun akibat hujan.
"Alhasil, produktivitas perkebunan sawit nasional saat ini 30% lebih rendah dari yang seharusnya," ujar Hadi.
Hadi pun menyebutkan, Elaeidobius anyar ini akan tiba di dalam negeri pada tahun ini. Namun kumbang tersebut akan dikembangbiakkan terlebih dahulu sebelum dilepas ke kebun-kebun sawit lokal.
Hadi berharap, dengan Elaeidobius baru ini maka gap produktivitas antara riil dengan yang seharusnya hanya menjadi 10 persen.
Oleh sebab itu, Hadi pun memproyeksikan pengenalan Elaeidobius baru ke kebun sawit di dalam negeri ini dapat menggenjot produktivitas hingga 20% dalam waktu enam bulan.
(SLF)