Gedung Perkantoran di Jakarta Banyak Kosong, Begini Strategi Pengembang
Gedung perkantoran di wilayah DKI Jakarta masih banyak kosong meski pandemi Covid-19 sudah pulih.
IDXChannel - Gedung perkantoran di wilayah DKI Jakarta masih banyak kosong meski pandemi Covid-19 sudah pulih.
Hingga kuartal II-2024, okupansi perkantoran di wilayah CBD (Central Business District) berada di angka 76 persen, sedangkan di luar CBD 74 persen. Okupansi ini masih jauh di bawah 2019 atau sebelum pandemi yang berada di atas 80 persen.
"Angka ini memang masih relatif rendah untuk menilai bahwa sektor perkantoran ini sudah masuk ke fase yang sudah berimbang antara sisi ketersediaan dengan tenant atau penyewanya," ujar Head of Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto dalam konferensi pers virtual, Rabu (3/7/2024).
Ferry menjelaskan, total ruang kantor yang masih kosong di Jakarta per Kuartal II-2024 sebanyak 11,13 juta meter persegi (m2), tersebar di wilayah CBD 7,38 juta m2, dan diluar wilayah CBD sebanyak 3,75 m2.
Menurutnya, turunnya serapan ruang kantor di Jakarta membuat para pengembang menahan diri untuk meluncurkan unit-unit perkantoran baru. Sebab masih banyak ruang kantor yang saat ini masih kosong di Jakarta.
Colliers memproyeksikan, pasokan ruang kantor sendiri tidak akan bertambah pada 2024 hingga 2025. Para pengembang akan cenderung menjual perkantoran yang eksisting dahulu ketimbang menambah supply baru.
"Kita tidak melihat pasok baru sampai tahun depan, ini kita lihat menjadi hal positif, tapi disini kalau di office, ini suply yang sedikit ini menjadi katalis untuk sektor perkantoran bisa bergerak lebih positif," kata Ferry.
Kondisi antara pasokan dan permintaan yang tidak seimbang ini akhirnya membentuk mekanisme pasar, yang mana tarif dasar sewa perkantoran juga ikut mengalami penurunan jika diamati sejak 2019 hingga kuartal II-2024.
Berdasarkan data Colliers, tarif dasar sewa perkantoran di Jakarta pada 2019 sekitar Rp290 ribu per bulan per meter persegi untuk di wilayah CBD. Sedangkan untuk di luar CBD tarifnya Rp200 ribu per bulan per meter persegi.
Namun hingga kuartal II-2024, tarif dasar sewa turun menjadi sekitar Rp210 ribu per bulan permeter persegi untuk di wilayah CBD. Sedangkan untuk di luar wilayah CBD, harganya turun menjadi di bawah Rp200 ribu per bulan per meter persegi.
"Ada potensi okupansi membaik, apalagi kalau ekonomi baik, bisnis bertumbuh, dan penyerapan naik," tutur Ferry.
(DES)